Tampilkan postingan dengan label LIFETIPS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LIFETIPS. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Juli 2023

NAVIGASI EMOSI: 3 PELAJARAN HIDUP SAAT AKUN MEDIA SOSIAL DIBLOKIR TEMAN

 



Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita saat ini. Melalui platform-platform ini, kita dapat terhubung dengan teman-teman lama, berbagi momen-momen berharga, dan menyampaikan pendapat kepada dunia. Namun, di balik keuntungan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh media sosial, terkadang kita juga dihadapkan pada situasi yang kurang menyenangkan, seperti ketika akun kita diblokir oleh teman.

Penting untuk diingat bahwa media sosial adalah dunia maya yang kompleks, di mana interaksi dan komunikasi dapat berlangsung dengan cepat dan tidak terduga. Saat akun media sosial kita diblokir oleh teman, perasaan cemas, kecewa, atau bahkan marah mungkin akan muncul. Namun, daripada menyerah pada emosi negatif, ada pelajaran berharga yang dapat dipetik dari pengalaman ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga pelajaran hidup yang dapat dipelajari saat menghadapi situasi ketika akun media sosial kita diblokir oleh teman.



Pelajaran tentang Perspektif dan Komunikasi yang Terbuka

Ketika akun media sosial kita diblokir oleh teman, mungkin kita merasa bingung dan kecewa. Pertanyaan muncul di pikiran kita, "Mengapa dia melakukan ini?" atau "Apa yang salah dengan apa yang saya posting?" Ini adalah momen yang tepat untuk merenungkan perspektif dan komunikasi yang terbuka.

Dalam dunia maya, interaksi dan komunikasi seringkali tidak sepenuhnya terlihat. Mungkin ada alasan yang tidak terduga atau kesalahpahaman di balik tindakan teman kita untuk memblokir akun kita. Daripada merasa tersinggung atau marah, coba dekati teman Anda dengan pendekatan yang terbuka.

Sebagai contoh, Anda dapat mengirim pesan pribadi dan bertanya dengan baik apa yang menyebabkan mereka memblokir akun Anda. Buka pintu untuk berbicara secara jujur dan mengungkapkan perasaan Anda. Terkadang, sebuah percakapan yang terbuka dan tulus dapat membantu memperbaiki hubungan dan menghilangkan kesalahpahaman.


Pelajaran tentang Kebijaksanaan dalam Berbagi Konten

Ketika akun media sosial kita diblokir oleh teman, ini juga menjadi momen yang baik untuk merenungkan kebijaksanaan kita dalam berbagi konten. Media sosial adalah ruang publik yang dapat diakses oleh banyak orang, termasuk teman-teman kita dengan beragam latar belakang, pandangan, dan nilai-nilai.

Dalam menghadapi situasi ini, pertimbangkan kembali konten apa yang telah Anda bagikan sebelumnya. Apakah ada konten yang mungkin menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain? Apakah ada komentar atau pendapat yang terlalu tajam atau tidak sensitif?

Menjadi bijaksana dalam berbagi konten di media sosial adalah penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan teman-teman dan untuk menciptakan lingkungan yang lebih positif di dunia maya. Ingatlah bahwa kata-kata dan gambar yang kita bagikan dapat memiliki dampak yang besar pada orang lain, jadi selalu pikirkan dengan matang sebelum mengklik tombol "Post".


Pelajaran tentang Menerima Perubahan dan Keberagaman

Ketika akun media sosial kita diblokir oleh teman, mungkin itu adalah momen ketika kita harus belajar menerima perubahan dan keberagaman dalam hubungan sosial. Setiap orang memiliki preferensi, nilai-nilai, dan pandangan yang berbeda, dan media sosial memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan beragam orang dari seluruh dunia.

Dalam berinteraksi dengan teman-teman di media sosial, kita harus menerima bahwa pandangan dan preferensi mereka mungkin berbeda dengan kita. Ketidaksepakatan dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam kehidupan sosial, dan menghadapinya dengan pemikiran terbuka adalah kunci untuk menjaga hubungan yang baik dengan teman-teman.

Menerima perubahan juga merupakan bagian penting dari pengalaman di media sosial. Mungkin ada teman yang dulunya sangat dekat dengan kita, namun seiring berjalannya waktu dan perubahan kehidupan, mereka mungkin memilih untuk menjaga jarak atau mengurangi interaksi di media sosial.

Daripada meratapi perubahan ini, coba anggap sebagai kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih mendalam dengan orang lain atau bahkan menemukan teman baru yang memiliki minat dan pandangan yang sejalan dengan kita.



Kesimpulan: Memahami Nilai Pelajaran dari Setiap Pengalaman

Dalam hidup, kita akan menghadapi berbagai situasi yang mungkin mengejutkan atau bahkan menyakitkan, termasuk ketika akun media sosial kita diblokir oleh teman. Namun, daripada menyerah pada emosi negatif, kita dapat memilih untuk belajar dari setiap pengalaman dan mengambil nilai pelajaran yang berharga.

Pertama, pelajaran tentang perspektif dan komunikasi yang terbuka mengajarkan kita untuk mencari pemahaman yang lebih dalam terhadap tindakan teman kita. Kedua, pelajaran tentang kebijaksanaan dalam berbagi konten mengingatkan kita untuk menjadi lebih bijaksana dan sensitif dalam berinteraksi di dunia maya. Ketiga, pelajaran tentang menerima perubahan dan keberagaman mengajarkan kita untuk memiliki pemikiran terbuka dan menghargai perbedaan dengan orang lain.

Dengan mengaplikasikan pelajaran hidup ini, kita dapat tumbuh sebagai pribadi yang lebih bijaksana, toleran, dan memiliki hubungan sosial yang lebih harmonis, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Setiap pengalaman adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan dengan sikap yang positif, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dengan penuh kedewasaan dan kebijaksanaan.


(/aaw)

Senin, 26 Juni 2023

MENDAMAIKAN INNER CHILD YANG TERLUKA: TIPS DAN STRATEGI UNTUK KESEJAHTERAAN EMOSIONAL YANG LEBIH BAIK

 


Dalam perjalanan kehidupan, banyak dari kita mengalami pengalaman masa kecil yang mungkin menyebabkan luka emosional pada "inner child" kita. Luka-luka ini dapat mempengaruhi cara kita berpikir, berperilaku, dan menjalani hubungan di masa dewasa. Namun, dengan pemahaman, kesadaran, dan upaya yang tepat, kita dapat menyembuhkan "inner child" yang terluka dan menciptakan kesejahteraan emosional yang lebih baik dalam hidup kita. Artikel ini akan membahas beberapa langkah penting dalam proses penyembuhan "inner child".



Pertama, Mengenali dan Menerima Luka Emosional

Langkah pertama dalam menyembuhkan "inner child" adalah mengenali dan menerima luka emosional yang ada. Ini melibatkan refleksi jujur pada pengalaman masa kecil yang menyakitkan dan mengakui bahwa luka-luka tersebut mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Dengan menghargai dan menerima perasaan-perasaan yang muncul, kita memulai proses pemulihan yang penting.


Kedua, Mengasuh dan Membangun Hubungan dengan "Inner Child" Kita

Selanjutnya, penting untuk mengasuh "inner child" kita dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Ini melibatkan membuka dialog internal yang positif dengan "inner child" kita, memberikan penghiburan, dan mengajaknya untuk berbicara. Kita dapat memberikan "inner child" kita hadiah-hadiah kecil, melakukan aktivitas yang membawa kegembiraan dan kreativitas, dan memberikan waktu untuk bermain dan bersenang-senang. Dengan cara ini, kita membangun hubungan yang lebih sehat dengan "inner child" kita dan membantu dalam proses penyembuhan.


Mengeksplorasi dan Memahami Emosi yang Tersimpan

Banyak luka emosional pada "inner child" kita disimpan dalam bentuk emosi yang belum terselesaikan. Untuk menyembuhkan "inner child", penting untuk mengeksplorasi dan memahami emosi tersebut. Ini melibatkan memberikan ruang untuk merasakan emosi yang muncul, mengenali pola-pola emosional yang berulang, dan mengeksplorasi akar penyebabnya. Terapi individu atau terapi emosional dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam membantu mengatasi dan memahami emosi yang tersimpan.


Melakukan Terapi atau Konseling

Dalam beberapa kasus, bantuan profesional seperti terapi atau konseling dapat sangat bermanfaat dalam proses penyembuhan "inner child". Terapis yang terlatih dapat membantu kita menjelajahi pengalaman masa kecil yang terluka, memberikan dukungan emosional, dan memberikan alat-alat yang diperlukan untuk menghadapi dan menyembuhkan luka emosional yang ada. Terapi juga dapat membantu dalam mengubah pola pikir dan kepercayaan yang membatasi yang mungkin terbentuk akibat luka-luka tersebut.


Membuat Ruang untuk Ekspresi Kreatif

Ekspresi kreatif adalah cara yang efektif untuk menyembuhkan "inner child" yang terluka. Melukis, menulis, bermain musik, atau terlibat dalam kegiatan kreatif lainnya dapat membantu kita mengungkapkan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Melalui ekspresi kreatif, kita memberikan "inner child" kita kesempatan untuk berbicara, mengekspresikan diri, dan memperoleh rasa lega. Ini juga membantu kita mengaktifkan sisi kreatif dalam diri kita yang mungkin telah terabaikan.


Mempertahankan Praktik Diri Perawatan

Penyembuhan "inner child" adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan komitmen untuk melakukan praktik diri perawatan. Ini termasuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan "inner child" dan tanggung jawab kehidupan dewasa, memberikan waktu untuk bermain dan bersenang-senang, merawat tubuh melalui olahraga dan gizi yang sehat, dan menciptakan batasan yang sehat dalam hubungan dan kegiatan yang kita pilih. Dengan melakukan praktik diri perawatan secara konsisten, kita memberikan dukungan yang berkelanjutan bagi "inner child" kita dan membantu dalam proses penyembuhan.


Menjalin Hubungan yang Sehat dengan Orang Lain

Hubungan yang sehat dengan orang lain juga dapat membantu dalam penyembuhan "inner child". Melalui hubungan yang mendukung, penuh kasih sayang, dan penuh pengertian, kita dapat merasakan koneksi emosional yang positif dan menyembuhkan luka-luka yang mungkin timbul akibat hubungan yang tidak sehat di masa kecil. Membangun jaringan sosial yang kuat, mencari dukungan dari orang-orang yang peduli, dan terlibat dalam aktivitas kelompok dapat membantu kita merasa didukung dan berhubungan dengan orang lain secara sehat.




Menyembuhkan "inner child" yang terluka adalah perjalanan yang penuh makna dan penting dalam menciptakan kesejahteraan emosional yang lebih baik dalam hidup kita. Dengan langkah-langkah seperti mengenali dan menerima luka emosional, mengasuh dan membangun hubungan dengan "inner child" kita, mengeksplorasi dan memahami emosi yang tersimpan, melakukan terapi atau konseling, membuat ruang untuk ekspresi kreatif, mempertahankan praktik diri perawatan, menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, kita dapat mencapai penyembuhan yang dalam dan berkelanjutan. Dalam proses ini, penting untuk memberikan diri kita waktu dan kesabaran, serta menerima bahwa setiap orang memiliki perjalanan penyembuhan yang unik. Dengan kesadaran, komitmen, dan kasih sayang, kita dapat menyembuhkan "inner child" kita dan menciptakan kehidupan yang lebih seimbang, penuh kegembiraan, dan memuaskan.

Sabtu, 24 Juni 2023

MENGUAK KONSEP "INNER CHILD": MEMAHAMI DAN MENGHUBUNGKAN DENGAN BAGIAN DALAM DIRI KITA



Dalam perjalanan menuju pemahaman diri dan pertumbuhan pribadi, mungkin Anda pernah mendengar tentang konsep "inner child". Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan "inner child"? Mengapa hal ini penting dan bagaimana kita dapat menghubungkan dengan bagian dalam diri kita yang tersembunyi ini? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna dan signifikansi konsep "inner child" serta cara-cara untuk terhubung dengannya. Dengan memahami dan mengasuh "inner child" kita, kita dapat membangun kehidupan yang lebih autentik, kreatif, dan memuaskan.




Mengerti Konsep "Inner Child"

Konsep "inner child" mengacu pada bagian dalam diri kita yang mencerminkan kepolosan, kreativitas, keingintahuan, dan ketulusan yang ada dalam diri kita sejak masa kecil. "Inner child" mencakup pikiran, perasaan, ingatan, dan pengalaman masa kecil kita yang membentuk kepribadian dan pola pikir kita. Pentingnya "inner child" terletak pada pengaruhnya yang signifikan terhadap perkembangan pribadi, hubungan, dan kesejahteraan kita.



Pengaruh Masa Kecil terhadap "Inner Child"

Masa kecil kita memiliki peran penting dalam membentuk "inner child" kita. Pengalaman yang kita alami, baik positif maupun negatif, berkontribusi dalam membentuk kepercayaan diri, rasa aman, dan hubungan emosional kita dengan dunia di sekitar kita. Pengasuhan yang hangat, perhatian, dan stabilitas dapat memupuk perkembangan "inner child" yang sehat dan berkontribusi pada kesejahteraan psikologis kita di masa dewasa. Sebaliknya, pengalaman trauma, ketidakstabilan, atau pengabaian dapat menyebabkan luka emosional pada "inner child" kita, yang dapat mempengaruhi kehidupan kita di kemudian hari.



Tanda-tanda "Inner Child" yang Terluka

"Inner child" yang terluka dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara. Beberapa tanda-tanda "inner child" yang terluka antara lain:

  1. Perasaan rendah diri dan kurangnya kepercayaan diri
  2. Kesulitan mengungkapkan emosi dengan sehat
  3. Pola hubungan yang tidak sehat, seperti ketergantungan, penolakan, atau ketidakmampuan untuk membentuk hubungan yang intim
  4. Rasa takut yang berlebihan atau kecemasan yang kronis
  5. Perasaan kehilangan atau kesepian yang dalam
  6. Kesulitan dalam menghadapi konflik atau ketidaknyamanan
  7. Perasaan tidak berharga atau tidak pantas mendapatkan cinta dan perhatian



Menghubungkan Diri dengan "Inner Child"

Proses menghubungkan diri kita dengan "inner child" adalah proses yang melibatkan penggalian diri dan pemulihan luka emosional masa kecil. Hal ini dapat membantu kita memahami sumber kekhawatiran, ketakutan, dan pola-pola negatif yang mungkin kita alami dalam kehidupan dewasa. Berikut adalah beberapa langkah untuk menghubungkan dengan "inner child" dan memulihkan hubungan dengan diri kita sendiri:

  1. Refleksi dan Introspeksi. Lakukan refleksi terhadap pengalaman masa kecil, ingatan, dan perasaan yang muncul. Coba kenali pola pikir dan kepercayaan yang mungkin terbentuk sebagai akibat dari pengalaman masa kecil tersebut.
  2. Mengasuh dan Merawat "Inner Child". Berikan perhatian, penerimaan, dan kasih sayang pada "inner child" kita. Gunakan dialog internal yang positif dan hargai kepolosan, kreativitas, dan ketulusan "inner child" kita.
  3. Menyembuhkan Luka Emosional. Identifikasi dan tangani luka emosional yang mungkin ada pada "inner child" kita. Melalui terapi atau konseling, kita dapat mengeksplorasi dan mengatasi pengalaman masa kecil yang menyakitkan, dan menciptakan ruang untuk pertumbuhan dan penyembuhan.
  4. Mengaktifkan Kreativitas. Gunakan aktivitas kreatif, seperti melukis, menulis, atau bermain musik, untuk mengaktifkan "inner child" dan mengungkapkan emosi yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.
  5. Menjaga Keseimbangan. Penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan "inner child" dan tanggung jawab kehidupan dewasa. Berikan waktu dan perhatian pada kebutuhan dan keinginan kreatif, bermain, dan bersenang-senang.


Manfaat Menghubungkan dengan "Inner Child"

Menghubungkan dengan "inner child" memiliki manfaat yang signifikan dalam kehidupan kita. Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan:

  1. Keseimbangan Emosional. Dengan menghubungkan dengan "inner child", kita dapat menciptakan keseimbangan emosional yang lebih baik. Kita dapat mengenali dan mengatasi emosi yang mungkin terpendam, dan mengasuh "inner child" dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
  2. Peningkatan Kreativitas. "Inner child" adalah sumber kreativitas dan keingintahuan yang tak terbatas. Dengan menghubungkan dengan "inner child", kita dapat mengaktifkan kreativitas yang ada dalam diri kita dan mengembangkan potensi kreatif yang lebih besar.
  3. Pertumbuhan Pribadi. Melalui pemahaman dan penyembuhan "inner child", kita dapat mengatasi pola pikir dan kepercayaan yang membatasi, dan membuka ruang bagi pertumbuhan pribadi yang signifikan. Kita dapat mengubah pola hubungan yang tidak sehat dan membangun hubungan yang lebih bermakna dan intim.
  4. Kesejahteraan Mental dan Emosional. Mengasuh dan merawat "inner child" membantu menciptakan keseimbangan mental dan emosional yang lebih baik. Dengan memberikan perhatian dan kasih sayang pada "inner child" kita, kita dapat meredakan stres, kecemasan, dan depresi yang mungkin timbul akibat ketidakseimbangan "inner child".


Konsep "inner child" adalah bagian dalam diri kita yang mencerminkan kepolosan, kreativitas, dan keingintahuan yang ada dalam diri kita sejak masa kecil. Menghubungkan dengan "inner child" membawa manfaat yang signifikan dalam kehidupan kita, termasuk keseimbangan emosional, peningkatan kreativitas, pertumbuhan pribadi, dan kesejahteraan mental dan emosional. Dengan memahami, merawat, dan menyembuhkan "inner child" kita, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih seimbang, penuh kegembiraan, dan berarti.


(/aaw)

Jumat, 15 Mei 2020

3 Cara Mudah Mengatasi Sikap Mudah Baperan (Bawa Perasaan) | A. A. Widarta



Apa kabar?


Di DM IG ada yang nanya gini "Bang gimana caranya biar enggak baperan?"

Catet nih ya, Baper kalau dipanjangin kan jadinya "BAwa PERasaan".
Jadi cara pertama, yang paling mudah adalah belajar tuk tak cepat menyimpulkan.

Kedua, pikirkan banyak opsi lain. Kadang kenyataan tak sama persis dengan yang kita perkirakan.

Ketiga, sifat orang itu gak ada yang sama persis. Jangan bagi manusia dalam bentuk model abcd. Apalagi baru kenal di awal.




Gini loh, kesimpulan itu kan diambil dari nilai rata-rata. Artinya apa? Hanya sifat paling dominan dalam penelitian yang dijadikan tolak ukur. Padahal kan banyak sifat-sifat minor yang juga mempengaruhi. Kecil sih memang, tapi kan tetap berpengaruh juga.

Tahu kok, kamu buat model gitu biar lebih mudah memilah-milah. Tapi manusia itu unik loh. Beda isi kepala, beda juga sifatnya. Waspada boleh, tapi jangan ke tahap berlebihan.

Yuk, mulai hari ini, janji sama diri sendiri gak akan mudah baperan lagi.

Salam,


Senin, 11 Mei 2020

2 CARA AMPUH UNTUK MENOLAK SESEORANG DENGAN BAIK (Emang bisa?) | A. A. Widarta



Mau nolak apa ya?
Kalau nolak hadiah uang 1M mah jangan, hehe

Jadi Beberapa hari lalu, ada yang bertanya bagaimana caranya untuk menolak seseorang dengan baik-baik. Gini loh, Namanya nolak pasti tak ada yang baik. Kenapa? Soalnya pasti tetap akan ada yang sakit hati. Mau kamu nolak pakai bahasa yang halus dengan intonasi yang lembut juga, tetap aja orang akan fokus pada kesimpulannya "ditolak".

Intinya, kalau memang mau menolak, bilang dengan jelas. Dan kamu harus paham, tiap pilihan ada resikonya. Yang penting jangan bohong. Jangan pakai alasan-alasan yang enggak jelas. Rasanya yang namanya nolak sulit sekali untuk terasa baiknya. Sebab yang dinilai baik sama kita, belum tentu yang nerima merasa baik-baik saja kan?

Semangat buat nolaknya ya,
Ingat, yang penting jujur sama enggak ngegas aja ngomongnya. 😁👍👍😁

Jumat, 01 Mei 2020

JIKA PASANGANMU BERUBAH, COBA PILIH SATU DARI 2 PILIHAN INI




Apa kabar, Manteman

Kali ini yang ingin kita bahas adalah tentang seseorang yang berubah tiba-tiba. Dalam konteks perubahan kali ini kita khususkan karena keadaan. Ada yang pernah mengalaminya?

Ada banyak yang berubah sebab keadaan. Tapi keadaan bukan obyek yang bisa disalahkan.


Beberapa orang yang pernah kita temui mungkin tak sama lagi saat ini. Bahkan diri kita sendiri pun kadang berubah. Jika seseorang berubah karena keadaan yang membuatnya harus beradaptasi untuk bertahan. Siapa yang harusnya disalahkan? keadaan atau orang tersebut.

Keadaan tidak pernah bisa disalahkan. Sedangkan menyalahkan orang lain atas perubahannya juga bukan hak kita. Mereka berubah, dan itulah pilihan yang mereka ambil.
Pilihan kita? memilih untuk tetap bersamanya dengan syarat menerima perubahan itu. Atau pergi menjauhinya.



Apakah pilihannya hanya dua?
Belum tentu, sebab pilihan kadang bersifat lentur. Kau bisa tetap bersamanya dan perlahan membawanya kembali, atau pilihan lainnya. Hidup tak hanya punya dua pilihan, kadang ia menawarkan banyak pilihan cadangan.

Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua. Jika ada pertanyaan, bisa dikirim via DM Instagramku @a.a.widarta. Terima kasih.

Salam,

Kamis, 30 April 2020

2 TIPS AMPUH AGAR KAMU LUPA KALAU KAMU SEDANG JOMBLO, Rekomended banget!



Apa kabar, manteman


Jadi di Instagramku @a.a.widarta aku membuka semacam sesi tanya jawab pertanyaan keseharian. Nah kebetulan ada yang bertanya soal Bagaimana caranya kita lupa kalau kita itu jomblo?"

Jadi, menurut pengalamanku sendiri, ada dua cara untuk lupa kalau sedang jomblo:
Sibukin diri sendiri dan jadi orang yang bahagia



Pertama, Buat diri sibuk dengan hal positif
Tau gak, ketika kita terlalu sibuk dengan banyak kegiatan positif, pikiran kita tak akan melayang kemana-mana. Buat diri kita benar-benar sibuk, caranya? cari passionmu, pelajari hal-hal baru yang menarik perhatianmu, atau minimal sibukkan diri untuk membentuk otot tubuh.



Kedua, jadilah orang yang bahagia.
Kebanyakan orang, kalau ditanya alasan gak mau jomblo adalah agar bahagia, atau karena tak mau sendiri. Padahal kenyataannya pacaran banyak dramanya loh. Yang membuat bahagia itu bukan pacar, tapi diri sendiri. Perluas wawasan dengan mengenal orang baru, ini berlaku untuk kita yang introvert juga. Paling tidak, bertambah satu orang kenalan per minggu. Atau akrabkan diri lebih banyak ke keluarga, mereka juga sumber bahagia kita kan?

Kalau solusi di atas masih tak mampu, berharap jadi amnesia saja, hehe.
Jadi jomblo itu bukan aib. Jadi buat apa berusaha lupa kalau lagi di kondisi ini. Nikmati saja.


Oh ya, kalau kalian ada yang ingin bertanya tips seperti ini juga, bisa langsung DM di Instagram saya ya, @a.a.widarta. Terima kasih.

Salam,

Senin, 27 April 2020

6 Tips Jitu Mendapatkan Hati Wanita Cuek | AA Widarta



Bagaimana kabarmu?

Jadi beberapa hari lalu saya coba buka kolom Ask me a Question di story instagram. Hasilnya beragam, ada yang sekedar menyapa, ada yang minta akunya dipromosikan, dan ada juga yang bertanya (untungnya ada yang nyambung hehe)
.
Nah, jadi ada yang bertanya gini:

Bang, bagaimana caranya mendapatkan hati cewek yang cuek?

Jawaban ini sudah saya share di carrousel  instagram, nah karena saya pikir mungkin enggak hanya manteman di instagram saja yang butuh ini, saya berbagi di  di blog ini juga, hehe. Jadi, kalau menurut saya, untuk mendapatkan hati wanita yang cuek itu bisa dilakukan cara-cara di bawah ini:


  1. Jangan buru-buru. Jangankan wanita cuek, yang enggak cuek juga tak suka jika terus kamu teror dengan perhatian yang tiba-tiba.
  2. Dia tahu dan ingat namamu. Bagaimana mungkin mau dekat, kalau namamu saja dia tak ingat.
  3. Cari sisi emosionalnya. Secuek-cueknya wanita, ia tetaplah orang yang lebih banyak mengandalkan perasaan dibanding pria. Pelajari hobinya, hal yang ia suka dan tidak. Berada di dalam zona dan lingkungan yang sama dengannya, adalah cara terbaik menarik perhatiannya. Ingat tuk selalu mencari kesamaan, bukannya perbedaan.
  4. Jadilah orang yang bisa diandalkan. Ini berlaku untuk seluruh wanita, kayaknya.
  5. Jadi dirimu sendiri. Hal terpenting untuk mencari pasangan adalah tidak ada kebohongan. Jangan menjadi orang lain hanya untuk mendapatkan sesuatu.
  6. Semangat. Perjuanganmu tak mudah.


Wanita cuek itu yang paling susah didekati, kabarnya. Tapi kalau kamu sudah jadi orang yang disukainya, ibarat bulan terhadap bumi, ia cenderung akan berotasi mengelilingimu. Perhatiannya akan terus ke kamu, haha (Itu kata sumber yang bisa saya percaya 👍😁 ).

Tapi ingat, pacaran enggak enak. Dibanding baiknya, lebih banyak buruknya. Apalagi kalau ujung-ujungnya enggak sama dia. Apa mau menghabiskan bertahun-tahun jagaain jodoh orang?

Salam,


Jumat, 17 April 2020

3 Tips Bagaimana Caranya Berdamai dengan Omongan Kasar Tetangga




Selamat malam,

Apa kabar semuanya? rasanya sudah lama sekali tak menulis dengan benar di Blog ini.
Kalau boleh kasih alasan, salah satunya adalah karena kehidupan selepas memakai Toga ternyata memang jauh lebih berat.

Apa yang buat berat? Ketidak-jelasan dan kebingungan. Sebelumnya selama masih menyandang status sebagai mahasiswa, ada alasan untuk tidak mencari pekerjaan full time.
Tapi sekarang, kita resmi sebagai satu dari ribuan orang pengangguran. Setiap hari bertarung dengan info, mencari dan mengirimkan lamaran. Berharap beberapa bisa segera tembus, dan tanda tangan kontrak. Tapi ternyata memang tak seperti itu.

Sampai hari ini saya masih dalam fase itu.  Dan, kalian tahu apa lagi yang berat dari fase ini? Omongan tetangga.



Si A padahal kuliahnya lama, sekarang kok belum kerja juga?

Eh, si B diem-diem aja di rumah. Apa gak ada niatan cari kerja?

Si C lebih parah, tiap hari kerjanya keluyuran dari pagi sampai malam, bukannya cari kerja malah keluyuran.

Nah, kurang lebih seperti itu. Pedes gak tuh? Pingin rasanya belajar sama tukang bangunan gimana caranya ngecor mulut tetangga biar gak ngomong sembarangan lagi. Tapi kan gak mungkin, ya? hehe.



Kalau begitu apa yang harus kita lakukan, biar bisa melewati fase ini dan tenang mencari kerja dan meniti karir?

Pertama, ubah jadi bahan bakar untuk semangat kita mencari kerja. Sebab kadang, kalau tak ada orang-orang ini, beberapa orang jadi lupa untuk bekerja keras.

Kedua, sadar gak kalau terus diomongin buruk, posisi kita saat ini sebagai orang yang teraniaya. Dan do'a orang yang teraniaya kan lebih cepat dikabulkan Allah. Pakai moment ini untuk berdo'a sebanyak-banyaknya. Tak perlu dipakai untuk mendo'akan keburukan mereka, gunakan untuk kesuksesan dan kebahagiaan kita saja.

Ketiga, Anggap sebagai kebaikan kita untuk mereka. Mereka yang sempat memikirkan dan membicarakan orang lain, pastinya bukanlah orang yang punya banyak pekerjaan. Mungkin dengan membicarakan kita mereka merasa hidup mereka lebih produktif.

Intinya, letakkan fokus kita hanya pada tujuan yang ingin kita capai, bukan pada suara penonton. Terus melaju, semoga Allah lancarkan semua usaha kita, semoga Allah kabulkan semua do'a baik kita.

Salam,

A. A. Widarta

Sabtu, 28 Maret 2020

things that change during the social distancing | a.a. widarta



Nowadays, many things suddenly feel valuable.
Not because it was not so.
But because now I can't feel it.
Apparently it needs to be separate, so it can look luxurious.
Need a barrier, so that you know it's gone.
.
Hope you recover soon.
And after that, take good care.
praise a lot.
.


------------ (terjemahan)-------------

Saat ini, banyak hal tiba-tiba terasa berharga.
Bukan sebab dulunya tak begitu.
Tapi karena sekarang tak bisa rasakannya.
Rupanya butuh terpisah, agar bisa terlihat mewah.
Butuh halang, agar tahu rasanya hilang.
.
Moga segera kembali pulih.
Dan setelahnya, jaga baik-baik.
Syukuri banyak-banyak.
.
.
@a.a.widarta .

Kamis, 20 Februari 2020

TOXIC PEOPLE ITU APA SIH SEBENARNYA?



Jam tak terus berputar, kadang terhenti.
Hanya saja pastikan lagi, saat itu terjadi.
Sekedar baterai, atau seluruh bagiannya yang harus kau ganti.

.
@a.a.widarta
.
.
Masih hangat bicara soal toxic people. Sampai rasanya penasaran sendiri dengan asal istilahnya. Memangnya orang yang toxic itu seperti apa ya? Karena takutnya, karena satu orang beranggapan si B toxic, lantas yang lainnya mengikuti.

Apa si B ini memang orang yang membahayakan untuk semua orang, atau hanya untuk orang tertentu saja?

Kembali lagi, kita manusia bergerak dan berpikir karena punyai motif, visi atau lebih mudahnya karena "kepentingan". Jadi, harapannya di sini adalah, jangan terlalu mudah mengatakan orang lain toxic. Bisa saja kita jauh lebih toxic dari mereka, kita saja yang belum tahu. Atau belum diberi tahu, hehe.

Kembali ke perumpamaan jam di atas. Jika jam berhenti bergerak, bisa jadi karena banyak hal:
- baterainya
- mesinnya
- seseorang/ sesuatu yang menghentikannya

Sama seperti temanmu yang sekarang sudah digolongkan toxic tadi. Kadang ia bukannya harus dijauhi, tapi diberi tahu agar bisa sembuh kembali, ganti baterainya dengan yang baru.
Tapi kalau memang sudah benar-benar rusak, benar-benar menyebabkan orang lain ikut menjadi orang yang negatif, silahkan pergi.

Yang paling ditakutkan adalah jika toxic-nya karena poin ketiga, seseorang. Atau lebih tepatnya rumor/fitnah orang lain tentang dirinya.

Lebih bijak memberi label pada orang lain, tolong.

@a.a.widarta
.
#aawidarta #ceritabersamaAAWidarta
#twentysomething #puisihati #dakwahdalampuisi #puisiindonesia  #melodidalampuisi #puisilover #sajakpuisi #kumpulanpuisi #puisigalau #rumahpuisi #puisipendek #puisikopi #ilustrasidigital #ilustrasi #illustrationgram #illustration_best #illustrationartist #illustrationow #selfpublishedauthor #authorsofig #masalah #instajurnal #instagrammagazine #onedaystories #multiplepost #kita #toxicpeople

Jumat, 08 Maret 2019

3 Alasan Mengapa Kamu Harus Mensyukuri Masalahmu | Motivasi




Dapat masalah kok malah bersyukur? Kan Lucu !

Pasti ada yang berpikir seperti ini ketika membaca judul artikel kali ini, kan? Tapi percayalah, masalah bukan sesuatu yang harus kamu tangisi. Kenapa? karena menangis itu melelahkan. Menguras banyak energi. Daripada menangisi, atau malah memikirkan mengapa semua harus terjadi padamu, lebih baik mencari celah positif dari masalah yang kamu hadapi.

Nah, berikut ini adalah tiga alasan mengapa kamu harus bersyukur terhadap masalahmu, sebagai berikut.


Pertama, Jalan untuk menjadi lebih baik
Bayangkan jika kamu dihadapkan oleh sebuah soal matematika yang belum pernah kamu kerjakan sebelumnya. Bahkan sekali pun belum pernah ada model soal seperti ini. Pasti kamu akan sangat kebingungan, kan?
Apa yang akan kamu lakukan? Jelas kamu pasti akan mencari jawaban di buku, internet, atau mungkin pada orang yang jauh lebih mengerti tentang persoalan ini. Nah selanjutnya, apa yang akan kamu rasakan jika kamu akhirnya mengetahui jawabannya? Pasti kamu akan sangat senang. Selain itu, kamu akan merasa jauh lebih mudah untuk menyelesaikan soal-soal seperti soal sebelumnya, bukan?
Sama seperti itu, jika kamu sudah bisa menghadapi dan melewati masalahmu. Ada rasa bahagia di hatimu. Selain itu, kamu juga akan merasa jauh lebih siap untuk berjalan, karena pengalaman dan ilmumu bertambah.


Kedua, Bertambah ilmu, bertambah teman
Bersamaan dengan upayamu menghadapi permasalahan, secara tidak langsung kamu juga menambah ilmu dan orang-orang baru dalam hidupmu yang siap membantumu suatu waktu. Bukankah itu hal yang sangat menyenangkan dan menguntungkan?


Ketiga, Memilah mutiara dari kotoran
Ada yang paham maksudnya? Ya betul. Masalah membuatmu tahu siapa yang benar-benar berada di pihakmu dan akan tetap setia menemanimu di saat kamu merasa terpuruk. Karena siapapun pasti bisa bertahan di sampingmu di saat kamu memiliki segalanya dan hidupmu lancar jaya. Tapi tidak di saat kamu tak memiliki apapun. Hanya mereka yang tulus berteman denganmu yang akan mau melakukannya. Jika memang selama ini kamu hanya dikelilingi kotoran, bisa jadi dengan masalah menimpamu, kamu justru menemukan mutiara itu.

Nah, masih ada alasan untuk menangis dan merundung sedih karena masalahmu?
Ayo kuatkan hatimu, tak ada sesuatu yang sia-sia ! Apapun yang terjadi, pasti punya sisi positifnya untukmu.

Salam,

A. A. Widarta