Jumat, 17 April 2020

3 Tips Bagaimana Caranya Berdamai dengan Omongan Kasar Tetangga




Selamat malam,

Apa kabar semuanya? rasanya sudah lama sekali tak menulis dengan benar di Blog ini.
Kalau boleh kasih alasan, salah satunya adalah karena kehidupan selepas memakai Toga ternyata memang jauh lebih berat.

Apa yang buat berat? Ketidak-jelasan dan kebingungan. Sebelumnya selama masih menyandang status sebagai mahasiswa, ada alasan untuk tidak mencari pekerjaan full time.
Tapi sekarang, kita resmi sebagai satu dari ribuan orang pengangguran. Setiap hari bertarung dengan info, mencari dan mengirimkan lamaran. Berharap beberapa bisa segera tembus, dan tanda tangan kontrak. Tapi ternyata memang tak seperti itu.

Sampai hari ini saya masih dalam fase itu.  Dan, kalian tahu apa lagi yang berat dari fase ini? Omongan tetangga.



Si A padahal kuliahnya lama, sekarang kok belum kerja juga?

Eh, si B diem-diem aja di rumah. Apa gak ada niatan cari kerja?

Si C lebih parah, tiap hari kerjanya keluyuran dari pagi sampai malam, bukannya cari kerja malah keluyuran.

Nah, kurang lebih seperti itu. Pedes gak tuh? Pingin rasanya belajar sama tukang bangunan gimana caranya ngecor mulut tetangga biar gak ngomong sembarangan lagi. Tapi kan gak mungkin, ya? hehe.



Kalau begitu apa yang harus kita lakukan, biar bisa melewati fase ini dan tenang mencari kerja dan meniti karir?

Pertama, ubah jadi bahan bakar untuk semangat kita mencari kerja. Sebab kadang, kalau tak ada orang-orang ini, beberapa orang jadi lupa untuk bekerja keras.

Kedua, sadar gak kalau terus diomongin buruk, posisi kita saat ini sebagai orang yang teraniaya. Dan do'a orang yang teraniaya kan lebih cepat dikabulkan Allah. Pakai moment ini untuk berdo'a sebanyak-banyaknya. Tak perlu dipakai untuk mendo'akan keburukan mereka, gunakan untuk kesuksesan dan kebahagiaan kita saja.

Ketiga, Anggap sebagai kebaikan kita untuk mereka. Mereka yang sempat memikirkan dan membicarakan orang lain, pastinya bukanlah orang yang punya banyak pekerjaan. Mungkin dengan membicarakan kita mereka merasa hidup mereka lebih produktif.

Intinya, letakkan fokus kita hanya pada tujuan yang ingin kita capai, bukan pada suara penonton. Terus melaju, semoga Allah lancarkan semua usaha kita, semoga Allah kabulkan semua do'a baik kita.

Salam,

A. A. Widarta