Kamis, 23 Februari 2017

MIN & MAX (2016), Kisah cinta si jangkung dan si mungil



Kali ini dapat kesempatan untuk mereview film dari China berjudul Min and Max (2016). Bagi kalian yang menyukai komedi romantis, mungkin film ini dapat jadi salah satu rekomendasi list untuk kalian. Film ini membawa nama besar seperti Fan Tiantian dan Godfrey Gao, salah seorang pemeran dalam film The Mortal Instrument: City of Bones.
Film ini berkisah tentang dua orang yang memiliki perbedaan tinggi sangat jauh yang dipertemukan dengan kesalahpahaman. Zhang Xiao (Godfrey Gao) seorang fotografer tampan yang bertubuh sangat tinggi hampir-hampir 2m itu, secara tidak sengaja membuat Xia Xiling (Fan Tiantian), seorang mahasiswi bertubuh mungil yang juga bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe dipecat oleh bosnya karena berlaku kurang ajar terhadap pelanggan (Zhang Xiao itu sendiri). Perilaku kurang ajar Xia sebenarnya disebabkan oleh prasangka Xia yang menganggap bahwa Zang adalah pria mata keranjang dan juga selalu mengikutinya dan mencuri kesempatan memotret Xia. Yang ternyata alasan sebenarnya adalah karena Zhang ingin menjadikan Xia sebagai model.
Masalah semakin menjadi ketika tempat klub bela diri Xia diambil alih oleh klub basket (lapangannya sama) untuk latihan. Zhang menantang Xia untuk adu basket dan sparing bela diri. Siapa sangka keduanya dimenangkan oleh Xia yang menyebabkan Zhang mengalami cedera lengan kanannya.
Zhang yang dapat sembuh dengan cepat ternyata memanfaatkan situasi itu dengan berpura-pura masih cedera dan menyusahkan Xia. Dari kebersamaan inilah akhirnya Zhang mulai merasakan adanya rasa suka pada Xia. Namun sayang cinta Zhang bertepuk sebelah tangan karena Xia mengaku kalau sebenarnya ia memiliki seorang pacar yang kuliah di Amerika.
Dari awal film ini muncul, nama pacar Xia ataupun sosoknya tidak pernah muncul. Mereka hanya saling berbalasan pesan lewat social media. Pacar Xia dalam film ini hanya dipanggil sebagai Mr. Rabbit.
Lalu apakah yang akan terjadi selanjutnya? Apakah akhirnya cinta Zhang akan diterima oleh Xia? Lalu siapakah sebenarnya Mr. Rabbit itu?
film ini jika dibandingkan dengan beberapa film komedi romantis seperti Crazy Little Things Called Love atau mungkin ATM Errak Error, tentulah masih kalah romantisnya dari kedua film itu. Tapi jika dinilai dari komedinya film ini masih bisa membuat kita tertawa. Menurutku, ada beberapa bagian cerita yang terkesan terlalu tergesa-gesa sehingga kemistri antara kedua pasangan tidak terlalu sempurna. Namun, poin bagus dalam film ini adalah, plot ceritanya memiliki akhir yang tak terduga, jika ingin meminjam istilah Arswendo Atmowiloto dalam buku Mengarang itu Gampang, plot yang digunakan adalah plot meledak yang lembut.
Penasaran dengan kisahnya? Silahkan ditonton ya!
Untuk yang sudah menonton, bagaimana menurut kalian?

Salam,