Kali ini dapat
kesempatan untuk mereview film dari China berjudul Min and Max (2016). Bagi kalian yang menyukai komedi romantis,
mungkin film ini dapat jadi salah satu rekomendasi list untuk kalian. Film ini
membawa nama besar seperti Fan Tiantian
dan Godfrey Gao, salah seorang
pemeran dalam film The Mortal Instrument:
City of Bones.
Film ini berkisah
tentang dua orang yang memiliki perbedaan tinggi sangat jauh yang dipertemukan
dengan kesalahpahaman. Zhang Xiao (Godfrey Gao) seorang fotografer tampan yang
bertubuh sangat tinggi hampir-hampir 2m itu, secara tidak sengaja membuat Xia
Xiling (Fan Tiantian), seorang mahasiswi bertubuh mungil yang juga bekerja
paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe dipecat oleh bosnya karena berlaku
kurang ajar terhadap pelanggan (Zhang Xiao itu sendiri). Perilaku kurang ajar
Xia sebenarnya disebabkan oleh prasangka Xia yang menganggap bahwa Zang adalah
pria mata keranjang dan juga selalu mengikutinya dan mencuri kesempatan
memotret Xia. Yang ternyata alasan sebenarnya adalah karena Zhang ingin
menjadikan Xia sebagai model.
Masalah semakin menjadi
ketika tempat klub bela diri Xia diambil alih oleh klub basket (lapangannya
sama) untuk latihan. Zhang menantang Xia untuk adu basket dan sparing bela
diri. Siapa sangka keduanya dimenangkan oleh Xia yang menyebabkan Zhang
mengalami cedera lengan kanannya.
Zhang yang dapat sembuh
dengan cepat ternyata memanfaatkan situasi itu dengan berpura-pura masih cedera
dan menyusahkan Xia. Dari kebersamaan inilah akhirnya Zhang mulai merasakan
adanya rasa suka pada Xia. Namun sayang cinta Zhang bertepuk sebelah tangan
karena Xia mengaku kalau sebenarnya ia memiliki seorang pacar yang kuliah di
Amerika.
Dari awal film ini
muncul, nama pacar Xia ataupun sosoknya tidak pernah muncul. Mereka hanya
saling berbalasan pesan lewat social
media. Pacar Xia dalam film ini hanya dipanggil sebagai Mr. Rabbit.
Lalu apakah yang akan
terjadi selanjutnya? Apakah akhirnya cinta Zhang akan diterima oleh Xia? Lalu siapakah
sebenarnya Mr. Rabbit itu?
film ini jika
dibandingkan dengan beberapa film komedi romantis seperti Crazy Little Things Called Love atau mungkin ATM Errak Error, tentulah masih kalah romantisnya dari kedua film
itu. Tapi jika dinilai dari komedinya film ini masih bisa membuat kita tertawa.
Menurutku, ada beberapa bagian cerita yang terkesan terlalu tergesa-gesa
sehingga kemistri antara kedua pasangan tidak terlalu sempurna. Namun, poin
bagus dalam film ini adalah, plot ceritanya memiliki akhir yang tak terduga,
jika ingin meminjam istilah Arswendo Atmowiloto dalam buku Mengarang itu Gampang, plot yang digunakan adalah plot meledak yang
lembut.
Penasaran dengan
kisahnya? Silahkan ditonton ya!
Untuk yang sudah
menonton, bagaimana menurut kalian?
Salam,