Sebuah comedy-romance
yang menceritakan tentang Mary Horowitz (Sandra Bullock), si Cruciverbalist (pembuat TTS) di Surat
kabar lokal Sacramento Heraltz yang
hingga di usianya yang dewasa masih belum mempunyai pasangan dan masih menetap
di rumah orang tuanya. Awal ide dari keseluruhan isi film ini adalah ketika ia
mengikuti kencan buta yang diatur orang tuanya. Siapa sangka, pria yang katanya
“Gay” itu sangat tampan (Bradley Cooper). Kencan buta yang mereka lakukan hanya
sekali dan sangat singkat. Ya, Steve yang bekerja sebagai Kameramen Reportasi
di sebuah Channel berita tak menyukainya. Menurutnya Mary adalah gadis gila
yang tidak dapat berhenti bicara.
Setelah dipecat dari
surat kabar karena Mary membuat TTS konyol yang semua pertanyaannya adalah
mengenai Steve seperti Apa warna mata
Steve? Apa Warna Rambutnya, etc, Mary memutuskan untuk selalu berada di
samping Steve. Ia merasa bahwa Steve membutuhkannya. Semenjak itu, dimulailah
pengejarannya.
Bagian paling penting
dalam film ini adalah ketika kru Steve meliput sebuah aksi penyelamatan
anak-anak bisu yang terjerembab kedalam lubang bekas lokasi tambang. Mary yang
melihat Steve, langsung saja berlari ke arahnya tanpa melihat adanya lubang.
Alhasil Mary yang kini terperosok setelah semua korban diselamatkan. Sayang,
alat derek untuk menyelamatkan korban sebelumnya tak bisa digunakan untuk
menyelamatkan Mary karena ikut terjerembab.
Kenapa bagian ini
penting? Ya, karena setelah terperosoknya Mary ke dalam lubang, banyak pihak
yang diuntungkan. Pertama, ternyata masih ada satu anak yang tertinggal di
dalam lubang. Kedua, kejadian ini menyadarkan Steve tentang perasaannya
terhadap Mary. Ketiga, setelah Mary berhasil naik bersama dengan korban dan
seorang reporter yang juga masuk ke dalam lubang karena rasa bersalahnya pada
Mary, si Reporter dan Channel berita tempat Steve bekerja mendapatkan rating
yang bagus. Keempat, Mary kembali bekerja di Surat kabar…
Pelajaran berharga dari
film ini yang disampaikan oleh Mary dalam monolognya adalah bahwa in our journey of life, we should found
someone as normal as us. Jika tidak, maka itu semua akan sia-sia. Selain
itu juga film ini membawa kita pada kesimpulan bahwa jika kita mencintai
seseorang, maka biarkanlah ia bebas, bukannya terus mengikutinya kemanapun ia
pergi.
Bagi yang penasaran
dengan ceritanya, silahkan googling ya. Salam