Di bidang kreatifitas
-terutama bidang penulisan- , ada banyak sekali hal yang sebenarnya dapat kita
lakukan. Baik itu menulis buku secara umum, novel, cerpen, puisi, kata-kata
motivasi, bahkan dapat pula menulis skrip/ naskah film atau teater misalnya. lantas
mengapa harus menulis puisi?
Memang menulis puisi
bukanlah perkara sepele sehingga setiap orang dapat dengan mudah melakukannya.
Ketika menulis puisi, kita harus benar-benar melibatkan keseluruhan indera
kita. Tidaklah mungkin untuk menuliskan setiap barisnya hanya dengan pendapat
secara visual saja. Kita juga harus menggunakan pendengaran, pengecap, peraba,
penciuman dan juga dengan hati kita. Barulah puisi yang kita tuliskan menjadi
lebih berkesan.
Tapi perlu kita ingat,
karya tulis apa yang tidak terlalu panjang? Puisi.
Yang tidak terlalu memakan waktu? Puisi.
dan yang paling tidak membebankan untuk membuatnya? Puisi.
Nah, sebab 3 pertanyaan
itulah, puisi dapat dijadikan media yang paling cocok untuk kita manfaatkan. Terutama
untuk para pemula. Mungkin pada tahap awal, para pemula akan sangat
menggebu-gebu dan langsung menargetkan untuk menyelesaikan sebuah novel
pertamanya. Tapi, percayalah. Tak dapat dipungkiri, semakin lama akan semakin
berat. Apalagi ketika mulai mengalami kondisi “buntu ide”. Tak tahu apa yang harus dituliskan. Pada moment seperti inilah, menulis puisi
dapat menjadi alternatif untuk menjaga semangat kreatifitas sebelum padam
karena kelelahan.
Menulis puisi tidak
memerlukan waktu luang yang banyak. Kita dapat melakukannya di sela-sela jam
sibuk. Misalnya saja saat istirahat makan siang, sepulang kerja ataupun sebelum
tidur. Bahkan untuk kalian yang sering terbangun sebelum subuh, selepas
beribadah juga dapat digunakan untuk menulis puisi.
Pada intinya, masalah
kapan waktu terbaik untuk melakukannya, kalian sendiri yang tahu.
Salam,