3 Langkah Ampuh Hilangkan Rasa Iri Hati




Aku tidak pernah iri dengan siapapun!

Jika hal yang pertama muncul dibenakmu ketika membaca judul artikel ini adalah kalimat di atas, maka sebaiknya anda membaca lebih lanjut artikel ini.
Secara sederhana, iri hati dapat kita anggap sebagai perasaan tidak terima terhadap kondisi yang dimiliki oleh orang lain. kamu merasa bahwa sebenarnya kamu juga berhak untuk mendapatkan hal yang sama dengan apa yang mereka dapatkan, atau bahkan lebih.
Apakah kondisi ini salah? Memang benar bahwa setiap orang berhak merasakan perasaan seperti ini. Tapi kita tidak membahas mengenai berhak atau tidaknya kita terhadap perasaan iri ini. Yang perlu kita perhatikan adalah baik atau buruk dampak kondisi ini terhadap diri kita sendiri.
Iri hati adalah penyakit psikologis, berbahaya karena mengarahkan kita pada kondisi negatif. Pikiran yang selalu negatif akan sangat buruk bagi kondisi tubuh dan juga jiwa kita. Maka, tidakkah kamu berpikir bahwa sebaiknya perasaan iri ini kita perkecil atau bahkan kita musnahkan dari pikiran kita?

Jika tidak, maka silahkan tutup artikel ini. Namun jika kamu menjawab iya, maka sebaiknya kamu terus membacanya.

Untuk mengatasi perasaan iri hati, pertama kita harus mengetahui sebab timbulnya perasaan ini. Kapan perasaan ini timbul? Apa tandanya? Kejadian apa yang memicunya? Karena pada dasarnya, setiap perasaan yang kita alami memiliki pola berulang yang sama untuk masing-masing individu. Pola itu dapat kita anggap sebagai pola sebab-akibat.


Dalam buku The Power of Habit karya Charles Duhigg, pola sebab-akibat dijabarkan lebih lanjut menjadi Tanda-Rutinitas-Ganjaran. Pada kasus ini, kita dapat menganggap bahwa perasaan iri merupakan ganjaran. Artinya kita perlu mengidentifikasi tanda dan rutinitas yang menyebabkan kita merasakan iri hati.
Sebagai contoh, tandanya adalah ketika kita gagal dalam ujian akhir semester, kemudian rutinitas kita adalah membuka media sosial, facebook atau instagram misalnya. Tanpa sengaja kita mendapati kabar terbaru dari teman SMP kita yang ternyata baru saja memenangkan kompetisi debat, atau mungkin baru saja mendapatkan beasisiwa luar negeri. Akibatnya kita mulai membandingkan diri kita dengan teman kita. Diri kita yang baru saja gagal dan teman kita yang berprestasi. Mulailah gejolak iri hati itu timbul dan membuat kita semakin merasa jengkel dengan kehidupan ini.
Jika memang kondisimu sama seperti contoh di atas, maka inilah yang harus kamu lakukan. Kamu mungkin tak bisa mengubah tandanya.

Mengapa?
Karena kita tidak mungkin tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup.

Lalu, apa yang harus dirubah?
Rutinitasnya yang harus kita ubah. Ya, langkah kedua adalah mengubah rutinitas tersebut.

Ketika kita mendapati kondisi kita yang gagal pada sesuatu, pada contoh di atas, kita harus mengubah rutinitas kita dari membuka sosial media ke aktifitas lain. Nah, untuk masalah aktifitas apa yang harus kamu lakukan, kamu sendiri yang dapat memutuskannya. Yang pasti, aktifitas tersebut haruslah aktifitas yang kalian sukai dan anda kuasai. Dengan melakukan hal yang kita kuasai dan sukai, akan membuat kita merasa bahwa kita berharga dan memiliki kelebihan. Terkadang diri kita sendirilah yang harus menyadarkan bahwa kita berharga dan Tuhan menciptakan setiap makhluk dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Langkah ketiga adalah mengulangi langkah satu dan dua. Sampai kapan? Sampai kamu secara otomatis menyadari tanda-tanda tadi, dan mulai melakukan rutinitas yang lebih positif agar ganjarannya sesuai dengan yang kamu harapkan.
Nah, berhubung kita telah sampai pada paragraph terakhir, apakah kamu mengakui atau tidak bahwa kamu pernah mengalami rasa iri hati ini, kamu sendiri yang memilihnya. Tapi, hanya sebagai saran, segera temukan tanda dan rutinitas tersebut agar perasaan iri hati ini tidak terlalu berkuasa merusak dirimu.


Salam,