Breather By A. A. Widarta

Breather
By A. A. Widarta


Ada beberapa pelajaran yang aku dapatkan dari belajar melukis secara manual.

Menurutku, ternyata lebih sulit mewarnai secara manual menggunakan cat air ketimbang secara digital. Semuanya harus presisi, harus tepat porsi. jika tidak, hasilnya akan berantakan dan rasanya sayang untuk membuang karya yang gagal.

karena menurutku, seberapapun besar kesalahan yang kita lakukan pada suatu karya, ia justru menyimpan nilai estetika yang jauh lebih baik daripada karya yang berhasil.

Hanya saja, pertanyaannya adalah "karya mana yang disebut gagal dan karya mana yang disebut berhasil?" semuanya bergantung dari persepsi masing-masing dari kita.

Jika dihubungkan dengan kehidupan, maka sama seperti karya yang gagal, masa-masa kelam dan menyakitkan dalam hidup kita ternyata juga mengandung nilai-nilai keindahan untuk rohani kita. Tuhan menciptakan rasa sakit untuk kita, agar kita tahu indahnya rasa suka dan bahagia.

bayangkan jika kita tidak pernah melewati masa yang kelam, tidak pernah mengalami kegagalan dalam membuat karya, pastilah kemenangan yang kita dapatkan ketika berhasil tak ada artinya.

jadi bersyukurlah pada masa-masa kesakitan, karena kita ditempa untuk lebih sensitif mensyukuri masa-masa bahagia yang segera datang.

Salam,