Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Juni 2023

MENGUAK KONSEP "INNER CHILD": MEMAHAMI DAN MENGHUBUNGKAN DENGAN BAGIAN DALAM DIRI KITA



Dalam perjalanan menuju pemahaman diri dan pertumbuhan pribadi, mungkin Anda pernah mendengar tentang konsep "inner child". Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan "inner child"? Mengapa hal ini penting dan bagaimana kita dapat menghubungkan dengan bagian dalam diri kita yang tersembunyi ini? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna dan signifikansi konsep "inner child" serta cara-cara untuk terhubung dengannya. Dengan memahami dan mengasuh "inner child" kita, kita dapat membangun kehidupan yang lebih autentik, kreatif, dan memuaskan.




Mengerti Konsep "Inner Child"

Konsep "inner child" mengacu pada bagian dalam diri kita yang mencerminkan kepolosan, kreativitas, keingintahuan, dan ketulusan yang ada dalam diri kita sejak masa kecil. "Inner child" mencakup pikiran, perasaan, ingatan, dan pengalaman masa kecil kita yang membentuk kepribadian dan pola pikir kita. Pentingnya "inner child" terletak pada pengaruhnya yang signifikan terhadap perkembangan pribadi, hubungan, dan kesejahteraan kita.



Pengaruh Masa Kecil terhadap "Inner Child"

Masa kecil kita memiliki peran penting dalam membentuk "inner child" kita. Pengalaman yang kita alami, baik positif maupun negatif, berkontribusi dalam membentuk kepercayaan diri, rasa aman, dan hubungan emosional kita dengan dunia di sekitar kita. Pengasuhan yang hangat, perhatian, dan stabilitas dapat memupuk perkembangan "inner child" yang sehat dan berkontribusi pada kesejahteraan psikologis kita di masa dewasa. Sebaliknya, pengalaman trauma, ketidakstabilan, atau pengabaian dapat menyebabkan luka emosional pada "inner child" kita, yang dapat mempengaruhi kehidupan kita di kemudian hari.



Tanda-tanda "Inner Child" yang Terluka

"Inner child" yang terluka dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara. Beberapa tanda-tanda "inner child" yang terluka antara lain:

  1. Perasaan rendah diri dan kurangnya kepercayaan diri
  2. Kesulitan mengungkapkan emosi dengan sehat
  3. Pola hubungan yang tidak sehat, seperti ketergantungan, penolakan, atau ketidakmampuan untuk membentuk hubungan yang intim
  4. Rasa takut yang berlebihan atau kecemasan yang kronis
  5. Perasaan kehilangan atau kesepian yang dalam
  6. Kesulitan dalam menghadapi konflik atau ketidaknyamanan
  7. Perasaan tidak berharga atau tidak pantas mendapatkan cinta dan perhatian



Menghubungkan Diri dengan "Inner Child"

Proses menghubungkan diri kita dengan "inner child" adalah proses yang melibatkan penggalian diri dan pemulihan luka emosional masa kecil. Hal ini dapat membantu kita memahami sumber kekhawatiran, ketakutan, dan pola-pola negatif yang mungkin kita alami dalam kehidupan dewasa. Berikut adalah beberapa langkah untuk menghubungkan dengan "inner child" dan memulihkan hubungan dengan diri kita sendiri:

  1. Refleksi dan Introspeksi. Lakukan refleksi terhadap pengalaman masa kecil, ingatan, dan perasaan yang muncul. Coba kenali pola pikir dan kepercayaan yang mungkin terbentuk sebagai akibat dari pengalaman masa kecil tersebut.
  2. Mengasuh dan Merawat "Inner Child". Berikan perhatian, penerimaan, dan kasih sayang pada "inner child" kita. Gunakan dialog internal yang positif dan hargai kepolosan, kreativitas, dan ketulusan "inner child" kita.
  3. Menyembuhkan Luka Emosional. Identifikasi dan tangani luka emosional yang mungkin ada pada "inner child" kita. Melalui terapi atau konseling, kita dapat mengeksplorasi dan mengatasi pengalaman masa kecil yang menyakitkan, dan menciptakan ruang untuk pertumbuhan dan penyembuhan.
  4. Mengaktifkan Kreativitas. Gunakan aktivitas kreatif, seperti melukis, menulis, atau bermain musik, untuk mengaktifkan "inner child" dan mengungkapkan emosi yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.
  5. Menjaga Keseimbangan. Penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan "inner child" dan tanggung jawab kehidupan dewasa. Berikan waktu dan perhatian pada kebutuhan dan keinginan kreatif, bermain, dan bersenang-senang.


Manfaat Menghubungkan dengan "Inner Child"

Menghubungkan dengan "inner child" memiliki manfaat yang signifikan dalam kehidupan kita. Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan:

  1. Keseimbangan Emosional. Dengan menghubungkan dengan "inner child", kita dapat menciptakan keseimbangan emosional yang lebih baik. Kita dapat mengenali dan mengatasi emosi yang mungkin terpendam, dan mengasuh "inner child" dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
  2. Peningkatan Kreativitas. "Inner child" adalah sumber kreativitas dan keingintahuan yang tak terbatas. Dengan menghubungkan dengan "inner child", kita dapat mengaktifkan kreativitas yang ada dalam diri kita dan mengembangkan potensi kreatif yang lebih besar.
  3. Pertumbuhan Pribadi. Melalui pemahaman dan penyembuhan "inner child", kita dapat mengatasi pola pikir dan kepercayaan yang membatasi, dan membuka ruang bagi pertumbuhan pribadi yang signifikan. Kita dapat mengubah pola hubungan yang tidak sehat dan membangun hubungan yang lebih bermakna dan intim.
  4. Kesejahteraan Mental dan Emosional. Mengasuh dan merawat "inner child" membantu menciptakan keseimbangan mental dan emosional yang lebih baik. Dengan memberikan perhatian dan kasih sayang pada "inner child" kita, kita dapat meredakan stres, kecemasan, dan depresi yang mungkin timbul akibat ketidakseimbangan "inner child".


Konsep "inner child" adalah bagian dalam diri kita yang mencerminkan kepolosan, kreativitas, dan keingintahuan yang ada dalam diri kita sejak masa kecil. Menghubungkan dengan "inner child" membawa manfaat yang signifikan dalam kehidupan kita, termasuk keseimbangan emosional, peningkatan kreativitas, pertumbuhan pribadi, dan kesejahteraan mental dan emosional. Dengan memahami, merawat, dan menyembuhkan "inner child" kita, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih seimbang, penuh kegembiraan, dan berarti.


(/aaw)

Senin, 15 Mei 2023

Berawal dari Post Iseng di Instagram, Hingga Mendapat Repeat Order Ilustrasi dari Penulis Malaysia

Ilustrasi dan desain cover Awan Kelabu, Baldu Biru oleh Agung Ahmad Widarta



Note:

Cerita ini dari sudut pandang pemula dalam bidang ilustrasi tanpa basic pendidikan formal ilustrasi. Semoga menjadi inspirasi bagi teman-teman yang ingin berkarir di bidang tertentu tanpa pendidikan formal sebelumnya.



Sedikit saya mau berbagi cerita mengenai pengalaman saya bisa mendapatkan pesanan ilustrasi dari jalur, yang kalau dibilang justru tak disangka-sangka, yaitu dari DM Instagram. Kisah awalnya dimulai dari saya yang aktif post di akun social media instagram @a.a.widarta. Akun yang sebenarnya lebih dikhususkan untuk tempat berekspresi dan menghilangkan kegabutan waktu semester akhir kuliah dulu. Tapi tak bisa dipungkiri, dulu membuat akun ini juga untuk mempromosikan cerita-cerita di wattpad.


Akun Instagram @a.a.widarta


Kembali ke akun instagram tadi, isi postingan dari akun ini hanya berupa ilustrasi dan tulisan-tulisan sajak milik pribadi. Tak ada yang special, hanya beberapa kali mendapat DM respon mengenai sajak dan juga beberapa pertanyaan tentang ilustrasi dan kepenulisan dari pengguna instagram, yang ternyata mengikuti akun saya dari awal.


Ilustrasi dan desain cover buku AIJO oleh Agung Ahmad Widarta


Hingga suatu waktu, ada akun penulis, yang ternyata penulis dari Malaysia mengirim DM. Awalnya sama seperti kebanyakan orang yang mengirim DM, berkenalan singkat dan berujung pada pertanyaan “kalau pesan desain ilustrasi untuk cover buku, harganya berapa?”

Hingga kini, ada 2 judul buku yang telah selesai saya kerjakan bersama penulis yang sama. Walaupun di awal, sempat ada keraguan dari sisi saya sebagai pekerja ilustrasi karena sebelumnya tak ada pengalaman membuat desain ilustrasi untuk cover buku untuk orang lain.

Sampai-sampai saya pernah melontarkan pertanyaan seperti ini:

“kenapa kakak tertarik untuk memesan ilustrasi dari saya? Sedangkan banyak illustrator lain yang lebih berpengalaman dan karyanya lebih baik”

Jawabanya ternyata, karena ia merasa cocok dengan ilustrasi saya. Hanya itu.



akun instagram @aa_widarta


Dari kisah saya ini, ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan kepada rekan-rekan sekalian:

  1. Bukan soal bagus atau tidaknya ilustrasi kita, tapi soal kecocokan dengan klien. Mungkin ini sama seperti yang terjadi di dunia kerja di bidang apapun.
  2. Jangan takut mencoba dan memulai, kita semua punya peluang.
  3. Bagikan saja semua hasil karya kita, siapa tahu nanti bisa bertemu dengan leads yang tertarik dengan kemampuan yang kita miliki.
  4. Kita itu unik, oleh karenanya akan selalu ada market untuk kita.
  5. Dan yang terpenting, jangan lupa upgrade kemampuan terus.


Demikian cerita saya, terima kasih sudah membaca sampai habis.

Oh ya, mari berteman di akun IG saya yang baru @aa_widarta (akun sebelumnya @a.a.widarta dinonaktifkan karena beberapa kali di-hack)


Semangat berkarya semua!

Minggu, 10 Oktober 2021

MANUSIA ITU IBARAT LAUT YANG DALAM (World Mental Health Day)

world mental health day


Bagaimana kabarmu?

Oh ya hari ini 10 Oktober kan ya? Berarti bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia. Masalah yang masih sebagian besar orang belum mau memahaminya. Banyak pelaku yang tak menyadari kesalahannya. Dan akhirnya banyak korban yang dianggap baik-baik saja oleh sekitarnya.


Manusia, laut yang dalam. Permukaannya, indah dan jernih. Biru muda memantul, serak-serak cahaya. Andai benar ingin mengenalnya, ambil napas panjangmu. Menyelamlah ke dalamnya. Hingga gelap, tiada cahaya mampu menggapai lagi. Di sana letak segala rahasia yang tiada pernah ia bagi. Tapi seberapa mampu kau bertahan? Sebab tiap rahasia punya alasan tuk tak pernah ditampakkan.

Pernah tidak kalian berpikir kenapa ada orang-orang yang dekat dengan kita, seolah sudah benar-benar akrab. Tapi tiba-tiba menjauh begitu saja?

Satu kesimpulan yang bisa kita ambil, adalah karena orang-orang yang pergi itu, mereka menyukai hanya sampai bagian luar dirimu saja. Hanya permukaan yang nampak. Semakin mengenal kita, mungkin ada hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip mereka. Sehingga membuat meeka memutuskan untuk menjauh.

Itu bukan salah mereka. Tapi jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri. Jika memang ternyata sesuatu membuat orang-orang pergidai kita, adalah karena hal yang buruk, alangkah baiknya kita memperbaikinya.

Satu pesan, tak ada manusia yang bisa memastikan kapan seseorang akan datang dan pergi di kehidupan kita. Fokus kita hanya perbaikan diri. Nanti yang baik-baik juga akan datang sendiri.

Selamat Hari Kesehatan Dunia,

Tetaplah kuat duhai hati.


Salam,

A. A. Widarta

Senin, 02 Agustus 2021

DALAM SATU KALIMAT: APA ARTI SEBENARNYA HIDUP BAGIMU? | A. A. Widarta




Bagaimana kabarmu?

Setiap hari kita diminta untuk menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Tapi pernahkah kamu berfikir, sebenarnya hidup yang baik itu, hidup yang seperti apa? Apakah dengan menjadi pebisnis hebat yang dapat makan pagi dan malam di negara yang berbeda? Apakah dengan mengabdikan diri menjadi pengajar di pedalaman, namun tak digaji dengan semestinya?


Apa sebenarnya yang dikejar dalam hidupmu?

Lulus dari jurusan Teknik Pertambangan dan saat ini menjadi seseorang yang bahkan bisa dikatakan orang banyak "belum mapan", padahal kalau harus membandingkan dengan beberapa orang teman yang sukses, aku jelas jauh tertinggal. Ada yang sudah menjadi senior engineer di tambang ini, ada yang sudah menjadi kepala teknik tambang di tambang itu, padahal kalau dipikir gelar kita sama saja. Jika membandingkan dengan orang lain, hidupku jelas dikatakan gagal. Tapi apakah hidup benar-benar gagal ketika kita tak bisa sama dengan orang lain? Jawabannya tidak.

Tiap orang punya tujuan sendiri-sendiri. Sejak awal kuliah, aku sudah paham bahwa jalanku bukan di dunia pertambangan. Tujuanku ingin mengubah nasibku dan keluarga, dan artinya, bukan hanya menjadi ahli pertambangan jalan satu-satunya yang bisa aku ambil.


Inti dari kehidupan

Seseorang pernah berkata bahwa inti dari kehidupan adalah untuk berupaya memiliki kehidupan yang paling memuaskan, produktif, dan bermanfaat. Hidup adalah sebuah anugerah. Tidak ada yang tahu berapa lama mereka akan hidup. Saat ini adalah semua yang kami jamin. Mengetahui hal itu, masuk akal bagi saya untuk mencoba memanfaatkan setiap hari. Bagaimana Anda menggunakan waktu yang Anda miliki saat berada di Bumi akan menentukan seberapa banyak Anda keluar dari kehidupan. Anda keluar dari kehidupan apa yang Anda masukkan ke dalamnya. Semakin banyak Anda memasukkannya, semakin banyak Anda keluar darinya!

Tapi pada akhirnya akan kembali lagi kepadamu, memuaskan seperti apa? produktif yang bagaimana? dan Bermanfaat untuk siapa?

Tak ada jawaban mutlak atas pertanyaan ini, menurutku. Bagaimanapun, manusia tetap memiliki pemikirannya sendiri, berjalan dengan pilihannya sendiri dan harus berani menanggung konsekuensinya sendiri.


Belajar untuk fleksibel

Bagiku, hidup adalah menjadi seorang yang fleksibel. Kau tak akan pernah tahu bagaimana hidup membelokkan kemudimu, mengarahkanmu ke rute lain yang bahkan tak ada di dalam rencanamu.

Aku mengalaminya ketika masuk ke perguruan tinggi. Hal yang berat untukku keluar dari kampus ketika telah berjalan 2 semester. Pertama karena omongan tetangga yang dari awal sudah berkata bahwa aku tak akan menyelesaikan studiku karena kondisi finansial keluargaku, dan yang kedua adalah karena aku belum tahu langkah apa yang aku bisa lakukan ketika aku keluar dari kampus.

Banyak hal dilakukan agar dapat menghasilkan pundi-pundi uang, menjadi freelance illustrator dan graphic designer, menjual produk online, membangun akun media sosial, semua dilakukan untuk tujuan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, bahkan aku sempat melamar kerja di perusahaan tambang (namun harus terhenti di tahap ke berapa tes karena kakak dari ayahku menentang habis-habisan). Bahkan setelah lulus kuliah, aku justru di terima di sebuah agensi untuk posisi Business Development & Social Media Specialist, sangat jauh dari gelar sarjanaku. 

Percayalah, hidup tak akan pernah 100% sesuai dengan apa yang kau rencanakan. Jurusan kuliah tak serta merta menentukan pekerjaan apa yang sesuai denganmu. Kenyataan bahwa dunia itu keras dan kejam, kadang bisa dibenarkan, apalagi untuk orang-orang yang tak mau menjadi liat dan memilih terus menjadi batu yang keras.

Menjadi idealis bukanlah sebuah kesalahan. Tapi kenyataannya, seorang idealist yang sukses adalah mereka yang berada di lingkungan yang tepat. Kalau mengutip kata-kata dari tetanggaku dulu "Sudah miskin, susah, jangan sombong". Panas ya kalau didengar di telinga, tapi kalau ditanggapi dengan benar, hinaan bisa tetap jadi motivasi untuk kita menjadi lebih baik.


Intinya,

Pada akhirnya, makna sebenarnya hidupmu kau sendiri yang tahu. Hidup ideal seperti apa yang sedang kau upayakan. Seseorang mungkin bisa berkata bahwa hidup terbaik adalah dengan menjadi seorang ahli di bidang yang kau cintai, atau justru hanya dengan menjalani sisa umur dengan sebaik-baiknya. 
Tapi satu hal yang perlu kau ingat, selagi masih bisa bangun, selagi masih ada kesempatan umur, jadilah versi terbaik dari dirimu. Jangan akhiri hidupmu sendiri, karena tiap orang bernilai, tiap kehidupan bernilai, tiap nyawa sungguh berarti.

Tetaplah hidup!


Note:
Dukung blog ini dengan cara share ataupun follow akun instagram penulis 👉 @a.a.widarta

Salam, 
A. A. Widarta

Sabtu, 17 Juli 2021

UNTUKMU YANG MERASA DIPERLAKUKAN BERBEDA | A. A. Widarta



Bagaimana kabarmu?
Sulit sekali untuk disiplin menulis di blog setiap hari ternyata. Apalagi setelah beberapa hal yang terjadi (Maaf ini diluar konteks tulisan). Tapi karena sudah ada waktu untuk menulis panjang lagi, aku ingin membagikan pemikiranku tentang orang-orang yang dianggap berbeda oleh kebanyakan orang (dalam tanda kutip).



Sebuah Pemikiran dari Ketimun Bungkuk

Pernah menemui orang yang seperti ini, perilakunya bukannya buruk, hanya memang tak seperti kebanyakan orang di lingkungannya? Atau justru pernah dicap seperti ini? Kalau pernah, kita sama, haha...

Nenekku orang melayu jambi, ibu sering memutar lagu jambi waktu aku kecil. Salah satunya lagu "ketimun bungkuk".

Beginilah nasib ketimun bungkuk,
dak masuk dalam timbangan,
dak masuk dalam hitungan

Kurang lebih begitu penggalan lagunya. Sebuah lagu yang benar-benar menggambarkan mengenai orang yang dikucilkan karena dianggap buruk dan berbeda. Kenyataannya lagu itu memang mencerminkan komunitas yang ada di masyarakat hingga saat ini. Menurutku hal ini sangat miris, mengingat banyak orang berkata bahwa berbeda tak jadi soal. Tapi kenyataan dalam praktek keseharian, jauh bertolak belakang.



Untukmu Yang Masih Merasa Dibedakan, Diperlakukan Tak Adil...

Untukmu yang pernah di posisi ini, tetap kuat ya. Ditaruh di luar keranjang, bukan karena lebih buruk. Hanya berbeda dari kebanyakan. Dari segelintir orang yang berkelompok. Jadilah beda dengan cara yang baik. Agar suatu saat yang baik pula yang menerima. Jika bedamu buruk, wajarlah tinggalkan. Menjadi jeli perihal keadaan, menjadi terbuka perihal kesalahan. Jika buruk, berubahlah. Jika baik, kuatlah. Tak selamanya kita salah, pun tak selamanya kita benar.

Selamat sore, semoga bermanfaat,

Senin, 12 Juli 2021

TAK APA MERASA TAKUT, KAU JUGA MANUSIA | A. A. Widarta



Bagaimana kabarmu?

Untuk sementara tulisan tentang "Tuhan izinkan aku menyerah sekali saja" distop sementara ya. Ada banyak yang ingin ku bicarakan di sana. Tapi ada beberapa pertimbangan yang masih belum bisa di-iyakan untuk di-publish.

Sebagai gantinya, aku ingin bercerita tentang satu hal ini, rasa takut. Apa kamu tidak pernah merasakannya? Jika benar, kau pasti mengalami sedikit permasalahan mengenai emosi. 



Andai dulu diberi tahu tuk menerima rasa takut, mungkin saja...

Rasa takut itu sifat alami yang harusnya ada dan dapat dirasakan oleh semua orang. Tapi satu hal yang sangat disayangkan adalah budaya di hampir kebanyakan keluarga adalah menanamkan pemahaman mengenai betapa tak menyenangkannya rasa takut itu. Kita diajarkan untuk tidak merasakan takut, bukan menerimanya. Andai dulu ada yang berkata "Tak apa takut", mungkin saat ini telah banyak hal berani yang dilalui.

Ya, akan ada banyak sekali hal hebat yang mungkin saja telah kita lakukan selama kita hidup. Tapi kita justru diajarkan dan dipaksa menjadi berani. Meskipun kenyataannya, semakin dipaksa berani, makin ciut nyali kita. Dan pada akhirnya, ketimbang berpura-pura berani, kita memilih pergi menghindar.



Bagaimana dengan menerima rasa takutmu saja?

Kenapa tak diterima saja? Apa susahnya mengakui bahwa kita memang merasakannya?
Menerima kadang kata yang tepat, ketimbang berpura-pura tak merasakannya. Bagaimana ingin melewatinya, jika setiap saat menghindar saja. Yang berhasil, juga rasakan takut. Mereka juga manusia, sama seperti yang lainnya. Kita dididik tuk menghindari salah, bukan belajar dari kesalahan. Bagaimana ingin benar, jika yang salah saja kita tak tahu.

Teman, percayalah, tak apa merasa takut. Kita manusia, dan hal itu wajar. Tapi yang salah adalah ketika kita merasakan takut, kita tak mencari solusi terhadap rasa takut itu. Jangan berpura-pura baik-baik saja, jika memang bertentangan dengan hatimu.

Tetap semangat,

Selasa, 22 Juni 2021

CUKUP 1 ALASAN KENAPA KAU HARUS TUTUP TELINGA DARI KOMENTAR ORANG LAIN | A. A. Widarta



Bagaimana kabarmu?

Bagaimana harinya? Masih sehat kondisi mentalnya?

Apalagi dengan semua kalimat-kalimat sumbang dari sekian banyak orang yang hanya sebatas melihat luarnya perjuangan kita. Tetap kuat ya, mungkin memang telinga satu-satunya indera yang sulit tuk dihentikan. Walau telinga ditutup, suara masih saja menembus sumbatannya.

Mungkin perumpamaan diri kita itu ibarat kayu lurus, dan kata-kata orang lain itu ibarat bayangannya. Kadang meskipun kita lurus, ada saja yang membelokkannya. Yang jelas lurus saja masih bisa dibengkokkan. Apalagi yang telah bengkok, mungkin jadi benar-benar tak beraturan. Dan bagian yang paling mengesalkan adalah terkadang kayu yang bengkok, justru terlihat lurus pada bayangannya. Hehe.



Pertanyaannya Satu, Jika Seandainya...

Tapi bukan itu fokusnya. Kita kembali ke topik awal, tentang menjadi benar tapi tetap disalahkan. Boleh aku bertanya seperti ini: Jika sisi dunia yang kau lihat adalah yang buruk, apakah jawabannya adalah ikut arus?

Dunia saat ini rasanya aneh, yang jujur akui ingin menyerah, justru dianggap payah. Yang berusaha kuat, katanya sok hebat. Sesekali mungkin lebih baik tutup telinga rapat-rapat. Yang membencimu tak akan pernah mau melihat sisi baik mu. Jadilah lurus, tanpa harus menatapi bentuk bayanganmu sendiri.

Tapi terserah padamu ya, yang memilih itu kamu sendiri, resikonya juga harusnya ditanggung sendiri, hehe. Yang pasti, tetap support blog ini ya, penulisnya kadang suka malas update memang, tapi kalau banyak yang menanti tulisan selanjutnya, mungkin penulisnya bisa semangat haha.

Salam,
@a.a.widarta

Minggu, 20 Juni 2021

KADANG KITA TERLALU SIBUK MEMBACA LEMBAR HIDUP ORANG LAIN | A. A. Widarta

 


Bagaimana kabarmu?

Masih sibukkah dengan memperbaiki diri sendiri, atau justru terlalu sibuk melihat postingan terbaru seseorang, maaf bertanya seperti ini. Tapi seringkali begitulah kenyataannya.



Kadang kita terlalu sibuk membaca lembar hidup orang lain. Sedang lembar sendiri masih tertinggal kosong. Kisah hidup orang-orang memang begitu mengagumkan, dan rasa iri jadi hal yang paling wajar. Tapi tetap saja, seberapapun hebatnya, itu kisah mereka.

Bagaimana dengan kisahmu sendiri? lembarmu masih kosong. Bukumu punya prolognya sendiri, konfliknya sendiri, dan tuju sendiri. Tak bisa dibandingkan dengan buku orang lain. Andai kau sadar, tiap buku yang hebat adalah buku yang selesai. Prolog yang bagus tak menjamin akhir yang hebat. Jika awal bukumu terlalu sederhana, kau punya kewajiban menjadikan bagian selanjutnya luar biasa. Fokus saja pada kisahmu sendiri.

Tertarik dengan tulisan ini? jangan lupa untuk mampir di akun instagram saya ya, hehe.

Salam,

Senin, 14 Juni 2021

ADA YANG TETAP PENTING, DENGAN ATAU TANPA DIBERITAHU | A. A. Widarta

 



Sehari Milik Kita Telah Berubah, Menjadi Dewasa Kadang Tak Mudah

Bagaimana kabarmu?

Semakin dewasa, sadar atau tidak masing-masing dari kita semakin merasa kekurangan waktu. 24 jam berjalan begitu saja, berganti ke 24 jam selanjutnya, dan seterusnya. Kita seperti kehilangan waktu berkualitas dengan orang-orang spesial di hidup, keluarga, teman, bahkan terkadang diri sendiri.

Sabtu dan minggu yang direncanakan untuk bercengkrama, akhirnya hanya dijadikan waktu istirahat sendirian. Tapi percayalah, di dalam hati setiap orang, kita tetaplah orang penting yang sama, hanya cara menyayanginya saja yang tak bisa seperti dulu lagi.


Untukmu, Bacalah beberapa baris kalimat ini:

Ada yang tetap jadi penting. Dengan atau tanpa diberi tahu. Ada yang masih tetap penting, entah kalimat sapa masih disampaikan, atau tak pernah ada kabar berita. Hanya karena seseorang tak seramai dulu, bukan berarti ia lupa. Ia masih mengingatmu. Hanya saja mungkin ia tahu, nyamanmu bukan bersamanya. Masih sama, hanya caranya saja yang berbeda.


Salam,
@a.a.widarta

Sabtu, 05 Juni 2021

PERUMPAMAAN HIDUP YANG SEPERTI KAPAL, KAPAL YANG SEPERTI APA? | A. A. Widarta


Hidup seperti sebuah kapal?

Apa kabar?

Entah dari buku ataupun dari orang-orang tua dulu, pernahkan kalian mendengar perumpamaan ini, "hidup ibarat kapal" ?. Jujur dulu saat kecil, aku setuju dan menerima semuanya begitu saja. Hidup seperti kapal, kita nakhodanya.

Tapi seiring waktu, seiring banyaknya pengalaman baru yang ku temui dalam hidup ini, ada hal yang makin lama makin jelas mengganggu. Jika hidup diibaratkan sebuah kapal, apakah tiap kita dibekali kapal yang sama di garis mula? Kadang rasanya tiap kapal beda lebihnya. Kurangnya juga mungkin berbeda. Kadang bukan hanya hanya tentang menjaganya tetap imbang. Kadang juga tentang tambah dan perbaiki. Lingkungan awal hidup kita, orang tua kita, semuanya mempengaruhi kapal seperti apa yang kita punyai.



Kenyataannya garis start kita tak sama

Kapalmu mungkin tak sama dengan orang lain, dan kenyataannya memang seperti itu. Tapi bukan berarti kesempatanmu juga tak sama. Kadang tak imbang tersibak gelombang kapal lainnya, tapi tetaplah cari garis imbangmu. Jangan karamkan kapalmu, jangan melompat dari kapalmu. Melaju tak perlu buru-buru, asal terus melaju.

Tulisan ini sebelumnya telah dibagikan di akum Instagram pribadiku, beberapa respon mungkin setuju. Tapi ada satu pertanyaan unik yang paling menaruh perhatian. Berikut ini pertanyaannya.


Kenyataannya dalam hidup, tak ada yang melarang kita untuk meminta tolong orang lain. Tapi apakah mungkin bagi kita untuk terus bergantung pada orang lain? Hati manusia itu begitu cepat berubahnya. Yang kita pikir baik, tak menutup kemungkinan berubah buruk. Begitupun sebaliknya. Pilihan terbaik adalah bergantung pada Tuhan dan pada diri sendiri. Mungkin kapal kita tak sebagus orang lain, tapi tak menutup kemungkinan bagi kita untuk terus memperbaiki kapal itu.

Tetaplah bergerak, teman.

Salam,
@a.a.widarta

Sabtu, 29 Mei 2021

SADAR DIRI ITU BAGIAN DARI MENCINTAI | A. A. WIDARTA



Bagaimana kabarmu?

Beberapa hari ini, setelah mendengarkan cerita seorang teman, aku menyadari satu hal penting tentang mencintai seseorang, yaitu "sadar diri".


Sadar Diri itu Bagian dari Mencintai!

Sadar diri ternyata juga merupakan bagian dari seni mencintai. Karena terkadang, jatuh cinta datang karena kita merasa seseorang memiliki rasa yang sama dengan apa yang kita rasakan. Tapi nyatanya tidak, semua hal, bisa saja menjadi tak masuk akal ketika jatuh hati. Karena kadang, alpukat yang terbelah pun terlihat seperti hati, ketika kita jatuh cinta kepada seseorang.



Sebuah Seni Yang Dianggap Tak Penting, Tapi Betulkah Begitu?

Mari kita sebut ini sebuah seni yang dilupakan. Ya, seni yang tak banyak orang ingin ambil pusingkan, tapi nyatanya harus disadari dan dipelajari dengan baik. Orang-orang di luar sana, entah orang yang tak kau kenal, ataupun keluargamu sendiri, dan bisa saja teman akrabmu berkata bahwa hal ini tak penting. Mereka bilang "Jatuh hatilah semaumu. Karena mencintai itu urusanmu. Menerima atau menolaknya, urusan orang lain". Tapi apakah benar seperti itu?


Saranku,

Ya, bisa jadi seperti itu, silahkan saja kalau kau ingin mencobanya. Nanti kalau sudah terlajur patah, yang memberimu petuah telah pergi entah kemana. Percayalah, menyembuhkan luka hati itu jauh lebih lama dan lebih sulit daripada luka fisik.


Kamis, 27 Mei 2021

CARA TERBAIK KELUAR DARI ZONA NYAMAN

 



Setiap Hari Hal Baru Berdatangan


Bagaimana kabarmu?


Setiap harinya kita, sadar ataupun tidak, selalu bertemu dengan banyak hal baru, entah itu kesempatan dalam bentuk pekerjaan, ataupun orang-orang baru yang akan membawa dan memberi sentuhan wawasan yang tak pernah atau belum kau sentuh sama sekali.


Semua yang baru menakutkan. Tempat asing yang kau datangi, wajah yang kau temui, suara, bau, semua membuat jantungmu waspada. Wajar saja, karena keluar dari garis aman tak akan pernah nyaman. Tapi yang tak pernah kau dapatkan hingga kini, bisa jadi ada di luar garis kendalimu.





Bukan Tentang Baik atau Buruk, Tapi Tentang Caramu Menyikapi Masalah

Mungkin sebagian yang terjadi tak membawa dampak yang cukup baik. Tapi yakinlah, cara kita berpikir yang pada akhirnya akan menentukan kemana setiap masalah itu akan dibawa. Yang baik kita jadikan pelajaran untuk dilakukan ke depannya. Yang buruk, bisa kisa pisahkan dan jadikan sebagai daftar hal-hal yang tak sebaiknya kita kerjakan.


Kau hanya keluar tuk meluaskan medan nyamanmu, hingga temukan yang memang untukmu. Hal baik sering terjadi di luar kata biasa. Maka jadilah tak biasa, nyamanlah dengan ketidak-nyamanan.

@a.a.widarta

Rabu, 19 Mei 2021

JIKA HIDUP ADALAH SEBUAH PILIHAN | A. A. Widarta



Bagaimana kabarmu


Hidup kita setiap hari adalah sebuah pilihan. Bahkan untuk memilih bangun ataukah melanjutkan tidurmu lagi.




Hidup kadang berupa pilihan, kadang berupa pertanyaan. Apa yang akan kau lakukan terhadapnya? Sebagian mengatakan "tidak memilih" juga pilihan. Tapi kertas ujian yang kosong tak akan pernah beranjak dari hadapan, jika tak jua kau beri jawaban. Kita hanya berjalan di tempat, tapi lelah seperti telah menempuh jauh. Bagaimana bisa melanjutkan langkah, jika lembar ujiannya saja tak pernah diselesaikan.

Hey, Ada berapa pilihan yang kau temui sejak pagi? Bukankah menyenangkan, dalam hidup yang terasa tak pernah pasti, kita sebenarnya punya kendali. Entah menikmati emosi karena pilihan A, atau justru gejolak karena memilih B. Jangan terlalu merasa, bahwa kita hanya hidup mengikuti alur. Sementara tiap langkahnya, kita yang memilih.

Kadang selimut hangat di pagi hari, terlihat jauh lebih menarik daripada memulai hari. Di luar kadang semuanya terlalu, entah terlalu dingin pun terlalu terik. Zona aman memang paling nyaman. Tapi sampai kapan?

Selamat menjalani hidupmu hari ini.

Salam,

A. A. Widarta

Jumat, 23 April 2021

UNTUKMU YANG BERHARAP MENJADI ORANG LAIN, BACA INI!

 


Bagaimana kabarmu?

Seringkali bicara ideal, tapi ideal seperti apa? Sebab kadang yang diucap tak sesuai isi kepala. Katanya ideal soal pemikiran, tapi yang dikejar justru tampang. Bagaimana denganmu, jika ditanya ideal itu perihal apa?

Ingin seperti dia, sedangkan ia ingin seperti lainnya. Kadang hidup serumit itu, Seperti jaring keinginan. Tak berhenti di satu orang. Yang satu merasa kurang, lainnya sama saja. Kita dan semua rasa tak puas. Berlomba menjadi orang lain, sampai kapan? Sampai semua kepala menjadi sama? Sekali lagi,coba tolong kau pikirkan.

Hey, Jika menjadi orang lain membuatmu nyaman. Kenapa dengan menjadi diri sendiri tak bisa? Seberapa banyak kurang yang kau punya. Seberapa lebar buruk yang harus kau ganti? Andai kita sedikit mencoba paham, jika yang dibutuhkan kadang bukan menjadi orang lain. Kadang sendirinya 
hanya perlu perbaikan, bukan menduplikasi orang lain. 


Masih ingin menjadi orang lain? Ideal bukan perihal duplikasi. Kadang tak semua yang indah, baik untukmu. Belajar percaya, bahwa tiap diri punyai nilainya sendiri. Jika terus berlomba menjadi orang lain, kau hanya akan kehilangan dirimu sendiri. Sosok yang bahkan tak pernah ditemui di dunia ini, selain dirimu sendiri. Ketimbang penuhi ingin, tahu yang kau butuh jauh lebih baik. Jadi dirimu saja, Jadi dirimu dalam wujud terbaik. Percayalah, diri yang dititipkan padamu, adalah yang paling pantas untukmu.

Jadi diri sendiri saja, diri yang jauh lebih baik. Versi yang kau sendiri bangga menyandangnya.

Salam,
Agung Ahmad Widarta

Minggu, 18 April 2021

KATA APA YANG PERTAMA KALI KAU KATAKAN DI PAGI HARIMU? TOLONG BACA INI SEBELUM TERLAMBAT




Halo, bagaimana kabarmu?

Apa kata-kata pertama yang biasanya Anda gunakan saat Anda bangun tidur? Jika Anda menjawab dengan halo, selamat! Anda sedang dalam perjalanan untuk memulai hari Anda dengan suasana hati yang positif. Tidak masalah jika Anda adalah 'salam pertama' atau 'orang pagi'. Yang penting adalah setiap pagi begitu Anda bangun, sapa diri Anda dengan kata "Halo" sederhana.

Banyak orang akan memberi tahu Anda bahwa mereka tidak memiliki energi untuk memulai hari mereka. Terlalu dingin, terlalu gelap, atau terlalu dini. Jam alarm Anda benar-benar mengganggu dan Anda khawatir itu akan membuat hari Anda buruk. Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa orang yang memulai hari dengan sapaan cenderung lebih bahagia daripada mereka yang tidak.

Jika Anda mengangkat telepon pagi ini dan menyapa diri sendiri dengan nada positif, Anda akan merasa baik. Orang acak juga akan terpengaruh oleh kata-kata itu dan perasaan Anda. Kebanyakan orang cenderung lebih terinspirasi dan kreatif saat mereka bahagia. Di penghujung hari, Anda akan mengucapkan selamat tinggal pada diri sendiri dengan kata-kata yang sama. Anda harus bersikap baik pada diri sendiri untuk merasa baik. Saat Anda tidak baik pada diri sendiri, hal buruk terjadi.

Cara sederhana untuk memulai hari Anda adalah dengan menyapa atau halo dengan lantang saat Anda bangun: "Pagi, apa kabar?" Ini adalah tindakan kecil yang akan membuat hari Anda menyenangkan dan memberi Anda rasa kendali yang lebih besar.

Selamat memulai harimu, semoga beruntung.


Salam,

A. A. Widarta

Kamis, 11 Maret 2021

MENYIKAPI BAHAGIA DAN SEDIH | @a.a.widarta

 



Kadang kita ini lucu, ya.
Bahagia baru semenit lalu, kemudian lupa pernah bahagia.
Tapi tangisan seminggu, masih saja ingat rasa sakitnya.
Dipikirkan lagi proses sedihnya, diingat lagi kalimat menohoknya.





Keduanya sama bentuk emosi. Tapi kenapa yang sengsarakan hati, lebih mendapat perhatian.
Kalau sedih bisa terus kita bawa-bawa, rasa bahagia dan syukurnya tak bisa?
Kadang ada banyak hal menggembirakan dalam hidup, kita saja yang lebih memilih luka.

Bagaimana menurutmu?

Salam,
A. A. Widarta

Jumat, 05 Februari 2021

JAWABAN PERTANYAAN KENAPA HIDUP TAK ADIL | @a.a.widarta

 




Hai, apa kabar?

Kadang lelah ya, rasanya seperti dicurangi oleh kehidupan. Sempat berpikir kalau hidup itu kok tak adil. Tapi percayalah, yang pernah berpikir seperti itu bukan satu, dua orang. Hidup terasa tak adil, sebab pengadilannya bukan di dunia, nanti.




Tapi kalau kamu sejenak mau merenungi kata adil di dunia ini. Sebenarnya hidup itu tak adil untuk semua orang, dan disanalah letak adilnya. Tak ada yang selalu tertawa, pun tak ada yang selalu menangis. Cukup dulu bicara soal keadilan, ada hal yang jauh lebih penting. Yaitu, menguatkan dirimu sendiri dari ketidak-adilan.


Salam,

@a.a.widarta


Jumat, 15 Januari 2021

SEBUAH PERTANYAAN TENTANG KEPANTASAN DIRI SENDIRI | @a.a.widarta

 



Bagaimana Kabarmu?


Apakah aku setara?

Seringkali bertemu dengan seseorang, aku mengurungkan banyak suara. Hanya tanya yang asyik dipendam dalam-dalam. Kadang berpikir tentang kata layak. Membuat studi kelayakan di dalam benak. Bertanya tentang kepantasan diri.



Aku memilih urung, dan seringkali menyesali. Lalu mempertanyakan keberuntungan orang lain, yang mengambil opsi yang tak ku pilih. Ternyata bukan perihal setara. Yang lebih penting adalah mencoba.