TAK APA MERASA TAKUT, KAU JUGA MANUSIA | A. A. Widarta



Bagaimana kabarmu?

Untuk sementara tulisan tentang "Tuhan izinkan aku menyerah sekali saja" distop sementara ya. Ada banyak yang ingin ku bicarakan di sana. Tapi ada beberapa pertimbangan yang masih belum bisa di-iyakan untuk di-publish.

Sebagai gantinya, aku ingin bercerita tentang satu hal ini, rasa takut. Apa kamu tidak pernah merasakannya? Jika benar, kau pasti mengalami sedikit permasalahan mengenai emosi. 



Andai dulu diberi tahu tuk menerima rasa takut, mungkin saja...

Rasa takut itu sifat alami yang harusnya ada dan dapat dirasakan oleh semua orang. Tapi satu hal yang sangat disayangkan adalah budaya di hampir kebanyakan keluarga adalah menanamkan pemahaman mengenai betapa tak menyenangkannya rasa takut itu. Kita diajarkan untuk tidak merasakan takut, bukan menerimanya. Andai dulu ada yang berkata "Tak apa takut", mungkin saat ini telah banyak hal berani yang dilalui.

Ya, akan ada banyak sekali hal hebat yang mungkin saja telah kita lakukan selama kita hidup. Tapi kita justru diajarkan dan dipaksa menjadi berani. Meskipun kenyataannya, semakin dipaksa berani, makin ciut nyali kita. Dan pada akhirnya, ketimbang berpura-pura berani, kita memilih pergi menghindar.



Bagaimana dengan menerima rasa takutmu saja?

Kenapa tak diterima saja? Apa susahnya mengakui bahwa kita memang merasakannya?
Menerima kadang kata yang tepat, ketimbang berpura-pura tak merasakannya. Bagaimana ingin melewatinya, jika setiap saat menghindar saja. Yang berhasil, juga rasakan takut. Mereka juga manusia, sama seperti yang lainnya. Kita dididik tuk menghindari salah, bukan belajar dari kesalahan. Bagaimana ingin benar, jika yang salah saja kita tak tahu.

Teman, percayalah, tak apa merasa takut. Kita manusia, dan hal itu wajar. Tapi yang salah adalah ketika kita merasakan takut, kita tak mencari solusi terhadap rasa takut itu. Jangan berpura-pura baik-baik saja, jika memang bertentangan dengan hatimu.

Tetap semangat,