UNTUKMU YANG MERASA DIPERLAKUKAN BERBEDA | A. A. Widarta



Bagaimana kabarmu?
Sulit sekali untuk disiplin menulis di blog setiap hari ternyata. Apalagi setelah beberapa hal yang terjadi (Maaf ini diluar konteks tulisan). Tapi karena sudah ada waktu untuk menulis panjang lagi, aku ingin membagikan pemikiranku tentang orang-orang yang dianggap berbeda oleh kebanyakan orang (dalam tanda kutip).



Sebuah Pemikiran dari Ketimun Bungkuk

Pernah menemui orang yang seperti ini, perilakunya bukannya buruk, hanya memang tak seperti kebanyakan orang di lingkungannya? Atau justru pernah dicap seperti ini? Kalau pernah, kita sama, haha...

Nenekku orang melayu jambi, ibu sering memutar lagu jambi waktu aku kecil. Salah satunya lagu "ketimun bungkuk".

Beginilah nasib ketimun bungkuk,
dak masuk dalam timbangan,
dak masuk dalam hitungan

Kurang lebih begitu penggalan lagunya. Sebuah lagu yang benar-benar menggambarkan mengenai orang yang dikucilkan karena dianggap buruk dan berbeda. Kenyataannya lagu itu memang mencerminkan komunitas yang ada di masyarakat hingga saat ini. Menurutku hal ini sangat miris, mengingat banyak orang berkata bahwa berbeda tak jadi soal. Tapi kenyataan dalam praktek keseharian, jauh bertolak belakang.



Untukmu Yang Masih Merasa Dibedakan, Diperlakukan Tak Adil...

Untukmu yang pernah di posisi ini, tetap kuat ya. Ditaruh di luar keranjang, bukan karena lebih buruk. Hanya berbeda dari kebanyakan. Dari segelintir orang yang berkelompok. Jadilah beda dengan cara yang baik. Agar suatu saat yang baik pula yang menerima. Jika bedamu buruk, wajarlah tinggalkan. Menjadi jeli perihal keadaan, menjadi terbuka perihal kesalahan. Jika buruk, berubahlah. Jika baik, kuatlah. Tak selamanya kita salah, pun tak selamanya kita benar.

Selamat sore, semoga bermanfaat,