Mengapa Saya Memilih Self Publishing?




Assalamu'alaikum,

Kakakku pernah menanyakan pertanyaan ini
"Tidakkah self publishing beresiko?"

Mungkin ada beberapa kali kita menemukan hal ini di internet, yang mengatakan bahwa self-publishing beresiko. Dimana letak resikonya? kita tidak ada perjanjian dengan pihak penerbit. Bisa saja buku kita dijual oleh penerbit tanpa memberi tahu kepada kita jumlah pasti buku yang telah terjual.
Tapi, ketimbang memikirkan hal tersebut, lebih baik kita ambil beberapa hal positif yang bisa kita ambil dari self-publishing. Diantaranya sebagai berikut:
pertama, proses yang cepat. Ya, jelaslah prosesnya cepat, karena tidak perlu persetujuan dari pihak penerbit lagi, buku kita bisa segera meluncur ke web penjualan penerbit yang kita gunakan.
Kedua, perasaan bahagia ketika tulisan kita dibukukan. Sampai saat ini, aku masih dengan jelas ingat betapa bahagianya ketika buku yang saya pesan sebagai proofread sampai ke tangan. Melihatnya sudah dalam bentuk jilidan buku, itu saja sudah sangat menyenangkan.

Berasal dari pengalaman pribadi, sampai saat ini saya masih mempercayakan penerbit indie sebagai metode penerbitannya. "Kala Hujan Telah Lelah" saya percayakan pada penerbit Nulisbuku.com, sementara "Laugh a Paint!" dan "Sajak-Sajak Rampa" saya percayakan pada penerbit Diandracreative.com. Selain itu, "Laugh a Paint!" dalam bahasa Inggris dan "Bidu the Little Bead" saya percayakan pada Amazon.com.

Antologi Laugh A Paint!

Mengapa tidak satu penerbit indie saja?
Alasannya simpel, saya hanya mencoba mana yang lebih baik. Tetapi, sampai saat ini saya masih mempercayakan keduanya, karena memang dari keduanya punya kelebihan masing-masing.

Namun, perlu kita ingat, bahwa buku-buku yang kita terbitkan secara indie (Self-publishing) tentulah berbeda gencar promosinya seperti buku-buku yang diterbitkan penerbit mayor. Dimana letak bedanya? bedanya buku kita tidak ditemukan di toko-toko buku, karena sistemnya yang preorder.
Jadi, buat yang tidak mau gencar promosi, sebaiknya memang memilih jalur penerbit mayor. Meskipun memang butuh perjuangan untuk bisa menembus penerbit ini.

Pada akhirnya, yang perlu kita ingat adalah bahwa menerbitkan buku bukanlah tentang seberapa banyak buku itu terjual, namun seberapa besar impact yang didapat pembaca setelah membaca buku kita. Royalty hanyalah sebatas bonus bagi kita setelah susah payah mengumpulkan materi hingga menjadi buku.

Buat yang ingin bertanya lebih lanjut, silahkan tinggalkan komentar ya

Salam,