Sering gak sih
kamu merasa seperti punya ide cerita? Awalnya meluap-luap banget untuk segera
ditulis, tapi pada akhirnya hanya menjadi file yang entah kapan akan
selesainya, tersimpan rapih di dalam folder komputermu? Jika iya, maka kamu
perlu membaca beberapa tips di bawah ini, agar ide ceritamu bisa benar-benar
menjadi naskah yang utuh, dari prolog hingga endingnya.
Pertama, kamu
harus tahu garis besar ceritamu ini akan seperti apa (1-3 hari)
Ya, sangat
penting untuk mengetahui akan dibawa kemana ceritamu ini. Jangan terlalu sibuk
memikirkan bagaimana perjalanan tokoh utamamu dari bab awal hingga ending, itu
urusan nanti. Yang paling pertama harus kamu tahu adalah kondisi awal si tokoh
utama dan kondisi akhirnya (akhir dari ceritanya). Permasalahan apakah
endingnya akan berubah atau tidak, itu urusan nanti.
Kedua, tentukan
garis besar perjalanan tokoh dari bab awal hingga akhir (1-5 hari)
Nah, setelah
tahu kondisi A dan kondisi B, barulah kamu menuliskan sedikit lebih rinci lagi.
pada tahapan ini, kamu harus setidaknya menuliskan poin-poin yang akan terjadi
dalam tiap babnya. Tujuan kegiatan ini adalah agar kamu sebagai penulis
memiliki gambaran berapa panjang ceritamu ini. Selain itu, dengan menuliskan
poin-poin perbab, kamu akan dengan mudah menuliskan ceritamu dan tidak keluar
dari jalur cerita. Sebab cerita yang baik adalah cerita yang alurnya jelas.
Tapi bukan berarti ceritanya flat ya, tetap harus punya banyak elemen
kejutannya.
Ketiga, riset
untuk nama, setting dan juga hal-hal kecil lainnya (1-3 hari)
Pada tahap
ketiga ini, tujuannya adalah agar ceritamu menjadi berbobot. Jika ingin
mengangkat tema sejarah, maka ceritanya tidaklah terlalu terasa mengada-ada.
Meskipun memang ini cerita fiksi, tapi tetap saja pembacamu akan merasakan
kalau ceritamu itu harus senyata-nyata mungkin.
Keempat, mulai
menulis (1-9 hari)
Ya, ini
tahapan yang paling penting, menulis. Gerakan tanganmu untuk menggenggam pena,
atau menekan tombol-tombol keyboardmu itu. Jika kamu berharap novelmu akan
selesai, tapi tidak pernah menulis, mana mungkin akan selesai. Mulailah
menulis, waktunya kamu sendiri yang menentukan. Yang penting kamu menulis, itu
saja.
Tahapan ini
akan terasa sangat ringan jika kamu menyelesaikan tahapan sebelumnya dengan
benar. Dengan berpatokan pada poin-poin di tahap kedua, maka kamu akan sangat
mudah untuk mengembangkan ceritamu. Saran saya,
tulis saja, jangan menoleh ke belakang. Terus saja menulis hingga ending.
Kelima, baca
ulang ceritamu (1-9 hari)
Nah, jika
tahap empat ini telah kalian selesaikan, maka masuk ke tahap selanjutnya yaitu:
proofreading. Ya, kamu diminta untuk membaca ceritamu dari A-Z. Pada tahap
inilah kamu dapat membenarkan dialog atau kata-kata yang dirasa janggal atau
aneh. Kamu juga dapat mengembangkan ceritamu lagi, memoles ceritanya agar
semakin cantik.
Pada proses ini
juga, kamu bisa menentukan apakah kamu ingin melanjutkan ceritamu sesuai dengan
rancangan awal, atau justru ingin merubahnya. Misalnya membuat plotnya menjadi
terbuka atau tertutup, atau bahkan menjadikannya plot twist.
Keenam,
selesai (1 hari)
Ya selesai.
Percaya deh, jika sudah sampai tahap ini, maka ceritamu pastinya sudah menjadi
cerita yang utuh. Siap untuk mengalami treatment selanjutnya, mau di kirim ke
penerbit mayor atau mau segera di self publishing.
Yang menjadi
catatan, lamanya pengerjaan tergantung niat dan semangatmu untuk
menyelesaikannya. Selain itu, satu hari yang dimaksud di sini bukanlah 24 jam
penuh, melainkan waktu normal menulis (+/- 3 jam per hari). Artinya, jika kamu
terbiasa menulis dalam jangka waktu yang lebih lama lagi dalam sehari, sangat
mungkin ceritamu bahkan dapat selesai kurang dari satu bulan.
Selamat
mencoba,