Mengenal 4 Ciri Orientasi Pada Cerita Fantasi

 



Orientasi, Narasi dan Fantasi

Dalam sebuah narasi cerita, terdapat bagian-bagian yang membentuk cerita (disebut struktur narasi) tersebut, diantaranya orientasi, komplikasi, resolusi, evaluasi dan koda. Orientasi sendiri memiliki pengertian awal atau pengenalan dari sebuah cerita. Orientasi biasanya dipakai untuk menjelaskan perkenalan tokoh-tokoh di dalam cerita, suasana, waktu dan juga tempat. Tujuan dari orientasi sendiri adalah untuk membawa pebaca ke dalam cerita yang akan disampaikan dengan lebih baik. Untuk mengenali orientasi di dalam cerita, kalimat yang biasa digunakan untuk menggambarkan orientasi cerita, diantaranya seperti “pada jaman dahulu kala…”, “Suatu hari…”, “Pada suatu malam…”, dan lain sebagainya. Namun, semua itu tergantung kreatifitas dan pengarang sendiri, sebab ada banyak cara untuk menggambarkan orientasi pada cerita narasi.

Sementara itu, narasi memiliki pengertian sebagai suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian seolah-olah pembaca tersebut melihat atau juga mengalami sendiri kejadian tersebut. Narasi adalah suatu teks yang mengisahkan suatu kehidupan dinamis di dalam suatu rangkaian waktu (Gorys Keraf). Sedangkan menurut Widjono H.S, narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian tindakan, kejadian, keadaan, dengan cara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa narasi adalah karangan cerita baik itu berupa fiksi ataupun non-fiksi yang menceritakan atau menjelaskan suatu peristiwa secara detail berdasarkan runut waktu.

Selanjutnya, jika merujuk pada KBBI, fantasi memiliki pengertian sebagai gambar (bayangan) dalam angan-angan, khayalan dan atau daya untuk menciptakan sesuatu di dalam angan-angan. Oleh karena itu, berdasarkan pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa cerita fantasi adalah cerita yang dikarang dan bersifat fiksi. Cerita fantasi yang mungkin paling familiar bagi kita adalah cerita Harry Potter karya JK Rowling, Fear Street karya RL Stine, dan lain sebagainya.


 

4 Ciri Orientasi pada Cerita Fantasi

Lantas, apa saja yang menjadi ciri Orientasi pada Cerita Fantasi? Adapun yang menjadi ciri-ciri dari orientasi cerita fiksi, diantaranya adalah:

a.       Pengenalan tokoh, latar, watak dan konflik,

b.      Berisi alur waktu,

c.       Berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu memuncak,

d.      Berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi,

 

Demikian penjelasan mengenai orientasi pada cerita fantasi, semoga bermanfaat.