Orientasi, Narasi dan Fantasi
Dalam sebuah narasi cerita, terdapat bagian-bagian yang
membentuk cerita (disebut struktur narasi) tersebut, diantaranya orientasi, komplikasi,
resolusi, evaluasi dan koda. Orientasi sendiri memiliki pengertian awal atau pengenalan
dari sebuah cerita. Orientasi biasanya dipakai untuk menjelaskan perkenalan
tokoh-tokoh di dalam cerita, suasana, waktu dan juga tempat. Tujuan dari
orientasi sendiri adalah untuk membawa pebaca ke dalam cerita yang akan
disampaikan dengan lebih baik. Untuk mengenali orientasi di dalam cerita, kalimat
yang biasa digunakan untuk menggambarkan orientasi cerita, diantaranya seperti “pada
jaman dahulu kala…”, “Suatu hari…”, “Pada suatu malam…”, dan lain sebagainya.
Namun, semua itu tergantung kreatifitas dan pengarang sendiri, sebab ada banyak
cara untuk menggambarkan orientasi pada cerita narasi.
Sementara itu, narasi memiliki pengertian sebagai suatu bentuk
wacana yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian seolah-olah
pembaca tersebut melihat atau juga mengalami sendiri kejadian tersebut. Narasi
adalah suatu teks yang mengisahkan suatu kehidupan dinamis di dalam suatu
rangkaian waktu (Gorys Keraf). Sedangkan menurut Widjono H.S, narasi adalah
uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian tindakan, kejadian, keadaan,
dengan cara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga terlihat rangkaian
hubungan satu sama lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa narasi adalah
karangan cerita baik itu berupa fiksi ataupun non-fiksi yang menceritakan atau
menjelaskan suatu peristiwa secara detail berdasarkan runut waktu.
Selanjutnya, jika merujuk pada KBBI, fantasi memiliki pengertian sebagai gambar (bayangan) dalam angan-angan, khayalan dan atau daya untuk menciptakan sesuatu di dalam angan-angan. Oleh karena itu, berdasarkan pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa cerita fantasi adalah cerita yang dikarang dan bersifat fiksi. Cerita fantasi yang mungkin paling familiar bagi kita adalah cerita Harry Potter karya JK Rowling, Fear Street karya RL Stine, dan lain sebagainya.
4 Ciri Orientasi pada Cerita Fantasi
Lantas, apa saja yang menjadi ciri Orientasi pada Cerita Fantasi? Adapun yang menjadi ciri-ciri dari orientasi cerita fiksi, diantaranya adalah:
a.
Pengenalan tokoh, latar, watak dan konflik,
b.
Berisi alur waktu,
c.
Berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul
masalah hingga masalah itu memuncak,
d.
Berisi penyelesaian masalah dari konflik yang
terjadi,
Demikian penjelasan mengenai orientasi pada cerita fantasi,
semoga bermanfaat.