5 alasan logis kamu harus membuat bukumu sendiri




Seorang teman pernah mempertanyakan satu hal ini padaku

“mengapa kau membuat buku?”

Pertanyaan ini sangat unik bagiku. Mengapa? Sebab dari awal aku menulis buku hingga saat ini, tak pernah terpikir untuk menentukan alasan yang jelas untuk membuat buku. Tapi karena pertanyaan ini muncul, aku jadi penasaran untuk mempertanyakan pada diri sendiri, untuk apa sebenarnya aku membuat buku. Tidakkah buku di dunia ini sudah sangat banyak?
Hingga akhirnya, setelah bergelut dengan pemikiran sendiri dan mencoba bertanya dengan teman-teman dekat, aku menyimpulkan beberapa alasan mengapa aku membuat buku, dan semoga saja ini dapat menjadi sumbangsih pemikiran untuk kamu yang masih bingung mau membuat bukumu sendiri atau tidak.


Pertama, aku suka membaca
Ya ini alasan dasar mengapa aku mau membuat bukuku sendiri. Berawal dari hobi mecari buku-buku yang sesuai dengan kepribadianku dan menarik untuk dibaca, di rumahku saat ini telah sangat banyak menumpuk bahan bacaan. Dari sanalah akhirnya terbersit pikiran “mengapa aku tak membuat bukuku sendiri?” aku selalu membayangkan bagaimana seandainya orang-orang membaca buku yang keseluruhan isinya merupakan buah pikiran kita. Bukankah sangat menyenangkan?


Kedua, aku suka menulis
Aku menulis iseng baik itu untuk blog ataupun sekedar coretan yang akhirnya masuk ke dalam folder di dalam laptop. Kebiasaan menulis ini telah berlangsung sejak tahun 2009 hingga kini. Suatu hari aku membuka hasil tulisan-tulisanku di dalam laptop, ternyata hampir separuhnya telah rampung dan separuh lagi hanya separuh selesai, baik itu berupa cerpen, puisi ataupun ide novel. Aku bahkan sampai lupa, kapan aku pernah membuat cerita seperti itu. Aku rasa, ini juga salah satu alasan aku memutuskan untuk menerbitkan tulisanku. Tujuannya sederhana, agar tulisan ini tidak hanya mengendap dan menghilang di dalam memori laptop.

Ketiga, kepuasan pribadi
Percayalah, sekalinya buku kamu terbit, bahkan meskipun sekedar self publish, akan ada rasa bangga yang tak terbendung. Bahkan sebelum sampel buku itu sampai di tanganpun, kamu pastilah akan sangat bahagia, apalagi jika buku itu telah di tangan orang lain.

Keempat, tidak ada buku yang sama persis dengan buku yang akan kamu buat
Ya, karena setiap orang memiliki pola pikir, kepribadian dan kehidupan yang berbeda, tentulah hasil tulisannya akan berbeda. Tulisan kita merupakan aspirasi kita, merupakan bentuk jeritan hati dan keluh kesah kita (pada apa dan siapapun). Maka, tidakkah kamu ingin menerbitkan bukumu yang sudah pasti berbeda itu?


Kelima, Warisan dan sumbangsih pemikiranmu pada dunia
Poin terakhir ini mungin merupakan poin paling ekstrem untuk disampaikan. Tapi begitulah kenyataannya, kita pastilah akan meninggalkan dunia ini, tapi pemikiran kita akan tetap hidup dan tersampaikan ke generasi-generasi selanjutnya. Membayangkannya saja sudah membuatku merinding. Bagaimana tidak? tulisan kita yang telah dibukukan merupakan warisan dalam bentuk yang utuh dan terjaga dari pemikiran kita, yang suatu saat akan dibaca oleh anak-cucu kita.

Nah, itulah kelima alasan mengapa kamu dan aku harus menulis dan membukukan buku sendiri. Oh ya, sebetulnya ada satu poin plus mengapa kita menulis dan menerbitkan buku, yaitu mendapatkan royalti. Tapi poin ini sesungguhnya hanyalah seperti rewards dari hasil pencapaian kita dalam menulis. Sebab kebahagiaan sesungguhnya, didapatkan dari dalam batin kita, bukan dari luar.
Semoga tulisan ini dapat membantu kamu-kamu untuk meyakinkan diri menulis dan menerbitkan tulisanmu, baik secara selfpublishing ataupun secara traditional publishing.


A. A. Widarta