Seorang teman pernah
mempertanyakan satu hal ini padaku
“mengapa kau membuat
buku?”
Pertanyaan ini
sangat unik bagiku. Mengapa? Sebab dari awal aku menulis buku hingga saat ini,
tak pernah terpikir untuk menentukan alasan yang jelas untuk membuat buku. Tapi
karena pertanyaan ini muncul, aku jadi penasaran untuk mempertanyakan pada diri
sendiri, untuk apa sebenarnya aku membuat buku. Tidakkah buku di dunia ini
sudah sangat banyak?
Hingga akhirnya,
setelah bergelut dengan pemikiran sendiri dan mencoba bertanya dengan teman-teman
dekat, aku menyimpulkan beberapa alasan mengapa aku membuat buku, dan semoga
saja ini dapat menjadi sumbangsih pemikiran untuk kamu yang masih bingung mau
membuat bukumu sendiri atau tidak.
Pertama, aku suka
membaca
Ya ini alasan dasar
mengapa aku mau membuat bukuku sendiri. Berawal dari hobi mecari buku-buku yang
sesuai dengan kepribadianku dan menarik untuk dibaca, di rumahku saat ini telah
sangat banyak menumpuk bahan bacaan. Dari sanalah akhirnya terbersit pikiran
“mengapa aku tak membuat bukuku sendiri?” aku selalu membayangkan bagaimana
seandainya orang-orang membaca buku yang keseluruhan isinya merupakan buah
pikiran kita. Bukankah sangat menyenangkan?
Kedua, aku suka
menulis
Aku menulis iseng
baik itu untuk blog ataupun sekedar coretan yang akhirnya masuk ke dalam folder
di dalam laptop. Kebiasaan menulis ini telah berlangsung sejak tahun 2009
hingga kini. Suatu hari aku membuka hasil tulisan-tulisanku di dalam laptop,
ternyata hampir separuhnya telah rampung dan separuh lagi hanya separuh
selesai, baik itu berupa cerpen, puisi ataupun ide novel. Aku bahkan sampai
lupa, kapan aku pernah membuat cerita seperti itu. Aku rasa, ini juga salah
satu alasan aku memutuskan untuk menerbitkan tulisanku. Tujuannya sederhana,
agar tulisan ini tidak hanya mengendap dan menghilang di dalam memori laptop.
Ketiga, kepuasan
pribadi
Percayalah,
sekalinya buku kamu terbit, bahkan meskipun sekedar self publish, akan ada rasa
bangga yang tak terbendung. Bahkan sebelum sampel buku itu sampai di tanganpun,
kamu pastilah akan sangat bahagia, apalagi jika buku itu telah di tangan orang
lain.
Keempat, tidak ada
buku yang sama persis dengan buku yang akan kamu buat
Ya, karena setiap
orang memiliki pola pikir, kepribadian dan kehidupan yang berbeda, tentulah
hasil tulisannya akan berbeda. Tulisan kita merupakan aspirasi kita, merupakan
bentuk jeritan hati dan keluh kesah kita (pada apa dan siapapun). Maka,
tidakkah kamu ingin menerbitkan bukumu yang sudah pasti berbeda itu?
Kelima, Warisan dan
sumbangsih pemikiranmu pada dunia
Poin terakhir ini
mungin merupakan poin paling ekstrem untuk disampaikan. Tapi begitulah
kenyataannya, kita pastilah akan meninggalkan dunia ini, tapi pemikiran kita
akan tetap hidup dan tersampaikan ke generasi-generasi selanjutnya. Membayangkannya
saja sudah membuatku merinding. Bagaimana tidak? tulisan kita yang telah
dibukukan merupakan warisan dalam bentuk yang utuh dan terjaga dari pemikiran
kita, yang suatu saat akan dibaca oleh anak-cucu kita.
Nah, itulah kelima
alasan mengapa kamu dan aku harus menulis dan membukukan buku sendiri. Oh ya,
sebetulnya ada satu poin plus mengapa kita menulis dan menerbitkan buku, yaitu
mendapatkan royalti. Tapi poin ini sesungguhnya hanyalah seperti rewards dari hasil pencapaian kita dalam
menulis. Sebab kebahagiaan sesungguhnya, didapatkan dari dalam batin kita,
bukan dari luar.
Semoga tulisan ini
dapat membantu kamu-kamu untuk meyakinkan diri menulis dan menerbitkan
tulisanmu, baik secara selfpublishing ataupun secara traditional publishing.